CHICAGO –Ketua Kongres Masyarakat Muslim Amerika – Lingkaran Islam Amerika Utara (MAS-ICNA) Huseyin Ata Dalam sesi pembukaan Kongres MAS-ICNA ke-16 tahun ini memperingatkan bahwa hak dan kebebasan umat Muslim yang hidup di AS menghadapi ancaman yang lebih besar dari sebelumnya.
Ata menyebut hasil pemilihan presiden di AS yang memenangkan Donald Trump berdampak pada muslim Amerika. Menurutnya, Trump terus melakukan propaganda melawan umat Islam. Bukan hanya sekedar kata-kata, tapi propaganda di masa kampanye Trump itu kini telah direalisasikan dalam kebijakan negara AS.
“Kekacauan dan ketidakbijaksanaan pemerintahan saat ini telah meningkatkan ketidakjelasan bagi Muslim Amerika dan semua orang Amerika,” ujar Ata seperti dikutip dari Anadoulu.
Ata menilai sikap anti imigran Trump dan keputusannya untuk menerapkan larangan visa terhadap warga negara-negara muslim, ditambah dengan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah langkah yang “tidak bijaksana dan tidak bertanggung jawab”.
“Kami merasa hak dan kebebasan kami lebih terancam daripada sebelumnya, di negara yang menyatakan dirinya sebagai pembela toleransi, kebebasan, dan hak-hak sipil,” ujar Ata.
Sekretaris Jenderal Dewan Organisasi AS Oussama Jammal dalam sesi pembukaan mengatakan juga turut mengkritik Trump mengenai kebijakan ekonomi dan politik dalam negeri.
Jammal menilai Kongres MAS-ICNA dapat mengirimkan pesan kuat bahwa umat Muslim adalah bagian dari AS dan muslim tidak akan bisa dilarang masuk ke AS.
“Dengan hadir di sini, kepada semua orang kami menyatakan bahwa umat Muslim masih hidup dan memberikan kontribusi besar kepada negara,” tegasnya. []