Oleh: Yudhistira Adi Maulana
SEKITAR tahun 1977, sebuah laporan yang sangat menarik mengenai makanan dan kesehatan dipublikasikan di Amerika. Laporan yang dikeluarkan oleh McGovern ini dipublikasikan karena ada masalah yang timbul di Amerika.
Biaya dana kesehatan Amerika memberikan tekanan yang besar terhdap perekonomian. Walaupun ada berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran, jumlah orang yang jatuh sakit terutama yang menderita kanker dan penyakit jantung, terus bertambah setiap tahun.
Bersama para pakar kesehatan dan nutrisi papan atas saat itu, para anggota komite mengumpulkan data makanan dan kesehatan dari seluruh dunia dan menyelidiki penyebab meningkatnya berbagai penyakit.
Hasil yang disusun dalam laporan McGovern itu mencapai tebal 5000 halaman. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa banyaknya penyakit di Amerika disebabkan oleh kebiasaan makan yang salah. Pada saat itu di Amerika, makanan berprotein tinggi dan berlemak tinggi—misalnya lembaran daging bistik tebal atau daging hamburger berlemak tinggi untuk makan malam—sangat umum. Protein memang berharga karena merupakan bahan dasar untuk membangun tubuh.
Dengan Alasan ini, menyantap makanan kaya akan protein hewani dianggap baik, tidak hanya para atlet dan anak-anak dalam masa pertumbuhan, tetapi juga bagi yang berfisik lemah dan para manula. Bahkan di Jepang ada pemahaman yang telah mendarah daging: “daging adalah sumber stamina”.
Selama ini kita pun meyakini kepercayaan umum yang menyebutkan “Jika Anda tidak makan daging, maka otot-otot Anda tidak akan berkembang,” itu terbukti tidak benar. Sebagai buktinya dapat dilihat dari alam. Seseorang mungkin menyangka bahwa singa merupakan hewan karnivora, memiliki otot yang luar biasa, namun pada kenyataannya hewan hewan herbivora seperti kuda dan rusa, memiliki otot yang lebih berkembang daripada singa.
Buktinya singa dan harimau tidak memiliki stamina untuk mengejar mangsa mereka dalam jangka waktu yang lama. Mereka bereaksi secara mendadak dan mengunakan kecepatan mereka untuk menangkap dan membunuh mangsa mereka secepat mungkin. Mereka melakukan hal ini karena mereka sendiri tahu bahwa dalam hal ketahanan stamina, mereka tidak sebanding dengan otot-otot para herbivora yang lebih berkembang daripada singa. Bukti lainnya bahwa singa dan harimau tidak memiliki stamina untuk mengejar mangsa mereka dalam jangka waktu yang lama.
Makan daging memang mempercepat pertumbuhan ,dan cepatnya pertumbuhan dan pendewasaan anak-anak dalam beberapa dekade yang lalu mungkin memang berkat adanya peningkatan dalam asupan protein hewani. Meskipun demikian, ada perangkap bahaya pada saat mengonsumsi daging. Begitu kita mencapai usia tertentu, pertumbuhan tubuh kita berubah menjadi sebuah fenomena yang disebut menua.
Menyantap daging mungkin memang mempercepat pertumbuhan, tetapi juga akan mempercepat proses penuaan. Mungkin kita tidak bersedia menguranig konsumsi daging. Hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa daging memiliki efek berbahaya bagi kesehatan dan mempercepat proses penuaan. So, pilih makan daging atau…? []