Oleh: Muhammad Syaid Agustiar
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur
agustiar1988@yahoo.com
Tak pernah kukeluhkan
Walau rintangan menghadang
Panas hujan begini makanan sehari-hari
Kurela pergi pagi pulang pagi
Hanya untuk mengais rezeki
Do’akan saja aku pergi
Semoga pulang dompetku terisi
SIAPA yang tidak kenal lirik bait lagu di atas terutama bagi kids jaman now? Ya benar, Lagu di atas adalah ciptaan band Armada berjudul “Pergi Pagi Pulang Pagi.” Lagu itu sangat sarat makna dengan kehidupan orang bekerja sehari-hari, termasuk saya juga. Tapi untungnya saya tidak pulang pagi, hanya malam saja.
Menjadi seorang muslim memang tidak boleh bermalas-malasan, Allah berfirman “Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.At-Taubah: 105)
Dulu, saya pernah menjalani tiga pekerjaan. Senin-Jumat Pukul 08:00-16:00 wib bekerja di kantor. Pulang dari kantor lanjut mengajar di dua kampus sebagai dosen dan assisten Dosen. Pulang sampai rumah terkadang Pkl 23:00 wib, besok bekerja lagi seperti biasa.
Di hari Sabtu, pun saya tetap mengajar kelas karyawan di pagi hari. Di hari minggu saja bisa meluangkan waktu untuk keluarga. Apakah saya merasa lelah? Jawabannya iya, kelelahan, keletihan, kecapean merupakan hal manusiawi.
Manusia itu terbatas tidak bisa disamakan dengan robot. Hidup itu adalah pilihan. Saya memilih mengajar karena merupakan passion. Passion adalah pekerjaan yang apabila dikerjakan sangat dicintainya. Jami Azzaini, seorang inspirator sukses mulia pernah berkata “Kerja keras mendapatkan rezeki, Kerja cerdas melipatgandakan rezeki dan kerja ikhlas membuat kerja jadi berkah”.
Kerja Ikhlas berarti kerja sesuai passionnya. Seseorang yang bekerja berdasarkan passionnya maka ia selalu enjoy dan tidak mengeluh walau honor yang diterima tidak terlalu besar dan banyak tekanan. Justru saya sangat merasa lelah, letih dan cape ketika bekerja di kantor. Seandainya honor mengajar itu lebih tinggi daripada kantoran mungkin saya resign. Di Indonesia kesejahteraan dosen tampaknya tidak mendapat perhatian lebih berbeda dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia.
Kalau sudah begitu mau bagaimana lagi? Cuma satu jawabannya: “Dijalani, diterima, dan disyukuri.”
Semoga lelahnya saya akan dihapuskan dosanya oleh Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barang siapa kelelahan pada malam hari karena mencari penghidupan yang halal, terampunilah dosanya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Asakir). []