ARAB SAUDI—Kementerian Perdagangan dan Investasi Saudi dilaporkan telah menggelar kampanye pelarangan penjualan suvenir Ka’bah, Maqam Ibrahim dan Al-Haram Al-Makki. Larangan ini muncul setelah pemerintah Saudi melarang jemaah untuk swafoto.
Melansir Halallifestyle pada Kamis (11/1/2018) pekan lalu, pelarangan ini berkaitan dengan usaha pemerintah Saudi untuk “melestarikan kesucian” tempat ibadah. Untuk itu petugas kementerian secara rutin melakukan tur dan inspeksi ke pasar dan toko-toko di sekitar Makkah.
Menurut laporan Arabnews, sumber di cabang Kementerian Perdagangan dan Investasi di Makkah telah menyita cinderamata dan barang-barang antik yang berkaitan dengan Al-Haram, sekaligus menjelaskan konsekuensi tindakan jika dilanggar.
Seperti diketahui banyak perusahaan komersial di Makkah yang bekerja sama dengan pabrik-pabrik di luar luar Arab Saudi dalam memproduksi dan menjual cinderamata Ka’bah dan Maqam Ibrahim karena memang menguntungkan.
Para ekonom percaya bahwa sektor barang antik dan hadiah di Makkah dan Madinah akan menciptakan kesempatan kerja bagi pria dan wanita dan bahwa ada peluang manufaktur berskala besar.
Namun Ali Al-Twaim, seorang profesor yurisprudensi Islam mengatakan bahwa penjualan cinderamata yang berisi gambar Ka’bah dan masjid suci merupakan penghinaan terhadap kesuciannya dan merupakan praktik yang salah.
Cinderamata harus memperhitungkan kesucian dan kehormatan yang diberikan oleh Allah SWT ke tempat-tempat ini, selain fakta bahwa cinderamata itu bisa saja nantinya ditempatkan di tempat yang tak tepat.
“Banyak dari souvenir ini tidak mencerminkan tingkat keterikatan dan kasih sayang. Ada beberapa jemaah haji dan haji, dan pengunjung yang sangat menyukai apa pun yang dijual di Makkah, belum lagi jika itu seperti Ka’bah, Maqam Ibrahim atau Al-Haram Al-Makki,” kata Al-Twaim.
Bertolak belakang dengan Al-Twaim, Abdel Moneim Bukhari pemilik Al-Meawiah untuk Barang Antik dan Hadiah, meyakini replika ini adalah cinderamata yang banyak pengunjung simpan dan menjadi penghubung dengan tempat yang mereka hormati.
”Sepertinya semua wisatawan di seluruh dunia ingin membawa cinderamata atau kado yang bisa mengingatkan mereka pada Mekah,” ujar Moneim.
Belum lagi kata Bukhari, barang-barang ini memiliki dampak ekonomi positif terhadap pendapatan Arab Saudi.
“Banyak produk industri ini diimpor dari beberapa negara seperti China, India, Taiwan dan Pakistan, yang jauh dari pabrik khusus di Mekah. Mereka juga harus menghasilkan produk berkualitas tinggi dan standar rasa hormat, “kata Bukhari.
Karenanya dia mengatakan apapun sebaiknya diproduksi di Mekah untuk mendukung ekonomi haji dan umroh. Salah satu pilar Visi 2030 termasuk meningkatkan jumlah jemaah haji dan haji sampai 30 juta pada tahun 2030.
Bukhari menambahkan bahwa banyak sektor ekonomi akan menyesuaikan diri dengan tantangan tahap ini. Haji dan umroh akan menimbulkan kebutuhan akan perumahan, hotel, kehidupan, transportasi, industri, barang antik dan hadiah yang berkualitas. []
SUMBER: HALALLIFESTYLE, ARABNEWS