PALESTINA–Seorang tahanan Palestina yang melakukan mogok makan selama hampir 70 hari kini dalam kondisi kritis. Aksi mogok makan tersebut dilakukan Maher al-Akhras sebagai bentuk protes atas penahanan administratif atau penahanan tanpa dakwaan terhadapnya.
Menurut laporan WAFA, Jumat (2/10/2020) Pejabat Komisi Urusan Tahanan Fawaz Shaludi telah mengunjungi al-Akhras, yang telah dipindahkan ke Pusat Medis Kaplan di Israel tengah usai melakukan mogok makan selama 68 hari berturut-turut. Shaludi memastikan bahwa al-Akhras dalam kondisi kesehatan yang serius dan sangat mengkhawatirkan. .
Lepada Shaludi Al-Akhras menegaskan bahwa dia akan “Terus melanjutkan pertempuran ini sampai Israel mengakhiri penahanan administratif dan membebaskannya atau sekarat.”
BACA JUGA: 4 Tahanan Adminstratif tetap Lakukan Aksi Mogok Makan, Begini Kondisinya
Shaludi menunjukkan bahwa al-Akhras tidak mendapatkan nutrisi kecuali air, dan menderita sakit kepala terus-menerus, kelelahan parah, penurunan berat badan dan telinga berdengung terus-menerus, dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, bahkan ke toilet karena sakit parah.
Al-Akhras (49) adalah warga kota distrik Jenin, Silat al-Dahr yang ditangkap tentara Israel pada 27 Juli 2020, dan telah dijatuhi hukuman empat bulan dalam penahanan administratif tanpa dakwaan atau pengadilan.
Setelah mogok makan dan penurunan kesehatan yang parah, al-Akhras dipindahkan oleh Layanan Penjara Israel (IPS) ke Pusat Medis Kaplan. Di sini, dokter diizinkan untuk mencekok paksa Al Akhras makan, dan penurunan kesehatannya mendorong IPS untuk membekukan penahanan administratifnya.
Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) menegaskan bahwa membekukan penahanan al-Akhras adalah tindakan penipuan dan merupakan upaya untuk mengakhiri mogok makan tanpa memberinya hak yang sah.
BACA JUGA: Bocor, Foto-foto Penyiksaan Parah Israel Terhadap Tahanan Palestina Tersebar di Media
Al-Akhras sudah ditahan empat kali. Dia pertama kali ditahan pada tahun 1989, ketika dia menghabiskan tujuh bulan dalam tahanan, untuk kedua kalinya pada tahun 2004, ketika dia menghabiskan dua tahun dalam tahanan dan sekali lagi pada tahun 2009, ketika dia ditahan selama 16 bulan dalam tahanan administratif, dan satu kali lagi di penjara. 2018 ketika dia menghabiskan 11 bulan di tahanan. []
SUMBER: WAFA