KITA sering mendengar kata-kata bahwa jika anak yang meninggal ketika masih kecil itu bakalan masuk surga. Padahal sebenarnya kita tidak tahu kebenarannya.
Aisyah ra. Berkata, “Rasulullah diundang untuk melayat jenazah seorang anak kecil dari kalangan Anshar. Aku (Aisyah) berkata, “Wahai Rasulullah, alangkah beruntungnya anak ini. Ia salah satu burung di antara burung-burung surga. Ia tidak pernah berbuat keburukan dan belum pernah menemuinya.” Rasulullah bersabda, “Apakah engkau tahu yang selain itu, waha Aisyah? Sesungguhnya Allah menciptakan penghuni surga yang telah Dia tetapkan untuknya saat mereka masih berada di tulang sulbi ayah mereka pula. Dan Dia menciptakan penghuni neraka yang telah dia tetapkan untuknya saat mereka masih berada di tulang sulbi ayah-ayah mereka pula.”
Perhatikanlah wahai saudaraku, perhatikanlah bagaimana kebanyakan manusia mendidik anak-anak mereka pada zaman sekarang ini. Mereka telah memberikan waktu luang bak sengaja maupun tidak kepada anak-anak mereka untuk mengetahui perkataan buruk dan juga melakukannya. Itu saat anak-anak mereka masih kecil.
Anda bisa melihat anak yang masih kecil namun telah kenyang dengan berbagai perbuatan tercela dan tidak tahu perbutan utama sama sekali. Anda akan melihat bahwa anak-anak kecil berani berbicara dengan ungkapan yang keji dan melakukan perbuatan buruk. Ia mencela, mengutuk, dan melecehkan orang lain dengan kata-kata yang tidak sopan. Ia tidak menghormati orang saleh, bak laki-laki maupun perempuan.
Bila anak kecil yang seperti ini meninggal, apakah ia akan termasuk seperti burung-burung surga? Bila tetap hidup, apa yang kira-kira akan diperbuat oleh mereka nanti? Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada umat-Mu karena mereka tidak tahu.
Rasulullah bersabda, “Tadi malam aku bermimpi melihat dua sosok lelaki datang kepadaku. Kedua orang itu memegang kedua tanganku lalu membawaku keluar ke bumi yang suci…” dan seterusnya sampai sabda beliau, “…Kedua orang itu berkata, ‘Berjalanlah,’ maka aku pun berjalan lagi. Ternyata aku melihat sebuah kebun yang hijau. Di kebun itu ada satu pohon yang sangat besar. Dan di pangkal pohon itu ada seorang tua yang dikelilingi oleh anak-anak kecil…” Dan seterusnya sampai sabda beliau, “…Kedua anak itu mengelilinginya sejak malam. Ceritakanlah apa yang aku lihat itu. Keduanya berkata, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Orang tua yang aku lihat di pangkal pohon itu adalah Ibrahim, sedangkan anak-anak kecil yang aku lihat itu adalah anak-anak manusia.”
Jadi, anak-anak kaum muslimin yang meninggal saat mereka belum balig itu diasuh oleh Ibrahim dan istrinya, Sarah. Mereka berdua memenuhi kebutuhan anak-anak itu sampai mereka dikembalikan kepada ayah-ayah mereka pda hari kiamat. []
Sumber: Islam Parenting, Pendidikan Anak Metode Nabi/Karya: Syaikh Jamal Abdurrahman/Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu