DAVOS—Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan beberapa hal saat berbicara di sesi penutupan khusus Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Jumat (26/1/2018), termasuk penilaiannya terhadap pers yang ia sebut jahat, licik, ganas, dan palsu.
“Sesaat setelah saya menjadi seorang politisi, saya menyadari betapa jahat, betapa liciknya, betapa ganas, dan betapa palsunya pers,” kata Trump.
Lebih dari tiga ribu peserta yang lebih dari 110 negara dan lebih dari 340 tokoh masyarakat, termasuk lebih dari 70 kepala negara dan pemerintah, serta 45 kepala organisasi internasional, menghadiri Forum Ekonomi Davos.
Di forum itu, Trump juga memberikan pernyataan soal ‘American First’. Menurutnya, “America First” tidak berarti Amerika hanya berdiri sendiri.
“Amerika adalah pemimpin ekonomi, namun sistem imigrasi kita terjebak di masa lalu. Kita harus mengganti sistem migrasi kita yang sekarang dengan sistem penerimaan berbasis jasa yang memilih pendatang baru berdasarkan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada ekonomi kita, untuk mendukung diri mereka secara finansial, dan untuk memperkuat negara kita,” ucap Trump.
Trump juga mengangkat isu pertahanan.
“Keamanan untuk kita bersama mengharuskan setiap orang untuk berkontribusi adil,” tambahnya mengacu pada NATO.
Ia juga menyinggung soal kebijakan nuklir Iran dan Korea Utara (Korut).
“Kami terus meminta mitra untuk menghadapi dukungan Iran terhadap teroris dan untuk memblokir jalan Iran menuju senjata nuklir,” kata Trump.
Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azevedo, saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia pada Kamis pekan sebelumnya mendesak negara lain untuk tidak mengambil tindakan terhadap proteksionisme yang berhubungan dengan Trump.
Kanselir Jerman Angela Merkel di Davos pada Rabu (24/1/2018) juga menekankan pentingnya multilateralisme dan kerja sama global. Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga memperingatkan untuk meningkatkan proteksionisme.
Pemenang Nobel Perdamaian 2017, saat Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN) juga telah memperingatkan Trump mengenai kemungkinan perang nuklir yang sesungguhnya, yang mendesak masyarakat internasional untuk tidak mengabaikan ancaman nuklir tersebut.
“Kami sangat prihatin dengan kebijakan baru Trump mengenai senjata nuklir, yang menurunkan ambang penggunaan senjata nuklir, mengembangkan senjata nuklir yang lebih dapat digunakan,” kata Beatrice Fihn, direktur eksekutif ICAN. []
SUMBER: ANADOULU