Oleh : Budi, S.Pd
Pemerhati Masalah Pendidikan
budi04111980@gmail.com
SAAT ini, kita sering mendengar atau membaca dari media tindakan lapor melaporkan antara guru dan muridnya atau antara orangtua murid dengan guru anaknya kepada aparat hukum. Apa yang sebenarnya terjadi pada dunia pendidikan Indonesia?
Tindakan lapor melaporkan terjadi bisa disebabkan karena kurangnya pemahaman guru, murid dan orangtua murid tentang etika seorang murid kepada gurunya atau sebaliknya, etika guru kepada murid-muridnya.
Para orangtua dulu sering membandingkan pendidikan zaman dulu dengan zaman sekarang, dimana mereka sering mengatakan bahwa rasa hormat atau etika murid terhadap gurunya sudah sangat jauh berbeda. Pada zaman orangtua dulu, murid akan diam, tunduk, merasa malu ketika dimarahi gurunya karena melakukan kesalahan dan mereka tidak akan melaporkan hal tersebut kepada orangtuanya. Karena justru akan menambah marah orangtua.
BACA JUGA:Â Buang Air Kecil, Ada Adabnya Juga Lho
Saat ini ketika murid diberitahu, dinasihati atau guru sedikit marah kepada muridnya, murid melawan dengan kata-kata, memandang dengan tatapan tajam sampai melakukan tindakan fisik kepada gurunya bahkan melaporkan gurunya kepada aparat hukum.
Hal ini bisa diakibatkan adanya dampak negatif teknologi informasi seperti tayangan sinetron atau film-film yang memperlihatkan contoh tidak baik di sekolah tentang etika murid yang tidak menghargai gurunya, bisa juga adanya informasi cepat seperti ‘mbah google’ atau aplikasi-aplikasi pendidikan yang membuat peran guru terpinggirkan.
Para murid belum memahami bahwa peran guru tidak akan tergantikan teknologi dan walaupun ilmu itu tertulis di buku-buku, aplikasi pendidikan tapi kunci dan rahasianya ada di tangan, lisan atau di dada guru. Pokok-pokok ilmulah yang ada pada guru. Biasanya murid yang dibenci gurunya karena beretika jelek sering tidak berkah dalam hidupnya, adapun murid yang disenangi gurunya karena berakhlak baik selalu dapat mencapai cita-citanya. Hal itu bisa terjadi karena kehendak Alloh atas do’a gurunya.Â
Rosululloh SAW bersabda: “Muliakanlah orang yang kamu belajar darinya.” (H.R Abul Hasan Almawardi)
Ada berapa etika yang perlu dilaksanakan murid terhadap gurunya :
1 Hormati dan rendahkan hatimu kepada guru
 Rosululloh SAW bersabda: “Barangsiapa menghormati orang ‘alim (guru), berarti ia menghormati Tuhannya.” (H.R Abul Hasan Almawardi)
Dari Abu Thawus dari bapaknya, “Sesungguhnya termasuk sunnah Nabi, kamu menghormati yang punya ilmu”,Â
Dalam AlQuran menghormati guru ada dalam kisah Nabi Musa terhadap Khidr yang terdapat dalam surat Alkahfi:70-78
2 Memperhatikan keterangan guru
 Dalam kisah Musa dan Khidr dalam Alkahfi 70-78 tersebut diceritakan juga tentang sikap Nabi Musa yang memperhatikan dengan seksama ketika gurunya memberikan penjelasan.
Dalam surat Thoha ayat 114 Alloh berfirman : “…Dan janganlah Engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Alquran selesai diwahyukan kepadamu dan katakanlah ‘Ya Alloh, tambahkanlah ilmu kepadaku’. “
3 Sabar dalam mendapatkan ilmu dan tidak menentang guru
Dalam dialog Nabi Musa dan Khidr, “Dia (Musa) berkata, ‘Insyaalloh akan engkau akan dapati aku orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apapun.”
4 Bertanya bila tidak mengerti
Dalam Alquran surat Annahl ayat 43, Alloh berfirman: ” …bertanyalah kepada ahli ilmu, jika kamu tidak mengetahui”. Namun, yang harus diperhatikan adalah etika kita bertanya kepada seorang guru harus dengan sopan, pertanyaan tidak dibuat untuk menjatuhkan wibawa guru.
5 Menegur / mengkritik guru dengan cara yang baik
Guru bukan malaikat yang tidak pernah salah karena itu murid berhak untuk menegurnya seperti dalam kisah Musa yang menegur Khidr ketika dirasa tindakan gurunya tidak sesuai dengan dirinya.
BACA JUGA:Â Belajar Ilmu Birrul Walidain dari Seorang Anak Murid
6 Berdoa kepada Alloh agar ditambahkan ilmu
Dalam surat Thoha ayat 114 Alloh berfirman : “…Dan janganlah Engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Alquran selesai diwahyukan kepadamu dan katakanlah ‘Ya Alloh, tambahkanlah ilmu kepadaku’. “
7 Meyakinkan diri bahwa Alloh yang Maha Kuasa
 Sering kita dapati seorang murid kecewa ketika dia tidak paham-paham akan ilmu yang diajarkan oleh gurunya. Dia stres, frustasi bahkan menganggap gurunya tidak bisa apa-apa karena tidak membuat dia pintar, padahal kalau disadari yang membuat kita paham akan ilmu adalah Alloh. Seberapa giat kita belajar, seberapa maksimal guru kita mengajar, jika Alloh belum berkehendak membuat kita paham, kita tidak akan paham-paham. Kita hanya disuruh berusaha untuk paham dengan jalan belajar kepada guru-guru kita dan Insyaalloh kita akan mendapat pahala kebaikan dari usaha kita tersebut.
Alloh berfirman :”Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki…” (Q.S 28;56)
“Maka barangsiapa mengerjakan kebajikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (Q.S 99;7)
Demikian, semoga bermanfaat. []
Sumber :
Tim Asatidz Quran. Cordoba Quran.2019
Zakaria Aceng.Etika Hidup Seorang Muslim.2003.Ibnazkapress
Hassan A.Kesopanan tinggi dalam Islam.1993.CV Diponegoro