4. DUA orang yang saling mencintai karena Allah dan berpisah karena Allah. “Maksudnya yaitu mereka berdua senantiasa dalam kecintaan karena agama. Mereka tidak memutus kecintaan itu karena alasan duniawi, baik mereka berkumpul sebenarnya (secara fisik) atau tidak, sampai maut memisahkan mereka berdua. ” (Fathulbari juz 2 hal. 485 Maktabah Syamilah)
Ya, inilah cinta yang dimiliki para pecinta di jalan-Nya. Cinta yang dibangun di atas kecintaan karena-Nya. Bukan cinta yang tumbuh karena tujuan duniawi dan jauh dari tendensi pribadi. Berkumpul dan berpisah karena Allah.
Tingkatan hubungan keimanan tertinggi adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. Bila dua orang saling mencintai karena masing-masing selalu menjaga kecintaannya pada Allah, bertemu dalam kerangka mengingat Allah dan berpisah dengan tetap dalam dzkir pada Allah maka keduanya akan selamat di hari kiamat.
5. Seorang lelaki yang diajak wanita cantik untuk berzina dan menjawab “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”.
“Karena sesungguhnya kejadian itu bisa saja terjadi pada perempuan yang diajak (berbuat zina) oleh seorang raja yang tampan, misalnya, lalu ia menolak ajakan tersebut karena takut kepada Allah walaupun ia memiliki hasrat untuk itu. ” (Fathulbari juz 2 hal. 485)
“Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’ : 32 )
6. Sedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanan.
“Perkataan Nabi: ‘Hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan tangan kanannya’.” Maksudnya sangat merahasiakan sedekah dan menjauhkannya dari kemungkinan timbulnya riya’ (ingin dilihat dan dipuji).
7. Seseorang yang menangis karena mengingat Allah dan Rasa takut-Nya kepada Allah.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap-harap cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami. ” (QS. Al-Anbiya’ : 90)
“Ada dua mata yang tidak akan dijilat api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga di jalan Allah. ” (HR. Tirmidzi no. 1563 Maktabah Syamilah)
Dzikir bagi orang beriman ibarat nafas bagi makhluk hidup, ketika seseorang tidak lepas dari dzikir baik di siang maupun di malam hari maka seolah makhluk hidup yang selalu bisa bernafas bebas. Mengingat Allah hingga meneteskan air mata adalah sesuatu yang sulit, kecuali bagi orang yang hatinya telah lunak oleh hidayah Allah. Sebagaimana ciri orang beriman, ketika mendengar kalimat Allah maka bergetarlah hatinya dan ketika mendengar Al Qur-an maka bertambahlah iman mereka.(HR Bukhari & Muslim). []