Akhlak Sebagai Tolak Ukur Keimanan
Oleh: Nurul Mawahda Iskandar
nurulmawahda117@gmail.com
DALAM Islam, akhlak mempunyai kedudukan yang tinggi dan mengajak umat muslim untuk memiliki akhlak yang baik. Bahkan, misi diutusnya Rasulullah saw adalah menyempurnakan akhlak manusia.
Selain itu keutamaan akhlak mulia dapat menyebabkan seseorang masuk surga, loh! Ini adalah tiket terbaik untuk memasuki surga Allah. Akhlak juga menjadi tolak ukur keimanan seorang muslim.
Akhlak adalah sifat yang melekat pada jiwa seseorang dan telah menjadi kepribadiannya. Sifat itu menjadikan ia mengerjakan suatu perbuatan dengan mudah dan tanpa pertimbangan. Sifat itu lahir karena telah terbiasa. Juga karena unggulnya kehendak seseorang dari berbagai macam kehendak lain terus-menerus.
Namun, perlu diketahui bahwa perbuatan yang dilakukan hanya sesekali tidak termasuk akhlak.
Aristoteles menegaskan bahwa wujud tindakan yang baik adalah membentuk akhlak tetap yang memunculkan berbagai tindakan baik berturut-turut.
BACA JUGA: Ciri Orang Munafik
keutamaan akhlak mulia yang melekat pada seseorang menjadikan ia menjalankan segala kegiatan dengan sempurna. Pada akhirnya, ia akan meraih kehidupan yang bahagia. Berbeda dengan akhlak buruk, negative thinking kepada orang lain.
Itu hanya menunjukkan bahwa ia hidup dalam kegelisahan sampai nanti ia berubah menjadi baik. Nah, sikap itu jelas menunjukkan gambaran tentang bagaimana pegangan kehidupannya dan apa yang ia yakini.
Dikutip dari beberapa sumber, terdapat banyak hadis tentang keutamaan akhlak mulia, berikut ulasannya.
Keutamaan akhlak mulia Pertama, mukmin yang paling baik.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata “kaum mukminin yang paling baik ialah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud no. 4062).
Keutamaan akhlak mulia Kedua, akhlak yang baik adalah kebaikan.
عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
Artinya: Dari Nawwas bin Sam’an seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam tentang kebajikan dan dosa, nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab: “Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan dalam jiwamu dan kau tidak mau orang-orang mengetahuinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2311 hadis ini hasan shahih).
Keutamaan akhlak mulia Ketiga, sebaik-baik manusia yang mempunyai akhlak yang baik.
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي شَقِيقٌ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو يُحَدِّثُنَا إِذْ قَالَ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَإِنَّهُ كَانَ يَقُولُ إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Ayahku telah menceritakan kepada kami Al A’masy dia berkata; telah menceritakan kepadaku Syaqiq dari Masruq dia berkata;
BACA JUGA: Hendaklah Kamu Jujur di Setiap Keadaan
“Kami pernah duduk-duduk sambil berbincang-bincang bersama Abdullah bin ‘Amru, tiba-tiba dia berkata;
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya.” (HR. Bukhari no. 5575).
Keutamaan akhlak mulia Keempat, seberat-berat timbangan adalah akhlak yang baik.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ يَبْلُغُ بِهِ مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ الرِّفْقِ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ الْخَيْرِ وَلَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلَ فِي الْمِيزَانِ مِنْ الْخُلُقِ الْحَسَنِ
Artinya: Dari Abu Darda’ dan dia sampaikan (kepada Nabi), bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa diberikan kepadanya bagian dari kelembutan, berarti telah diberikan kepadanya bagian dari kabaikan, dan tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari Kiamat) daripada akhlak yang baik.” (HR. Ahmad no. 26273).
Keutamaan akhlak mulia Kelima, derajat orang yang berakhlak baik.
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَحَبُّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبُكُمْ مِنِّي مَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَسَاوِيكُمْ أَخْلَاقًا الثَّرْثَارُونَ الْمُتَشَدِّقُونَ الْمُتَفَيْهِقُونَ
Artinya: Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang paling saya cintai dan yang paling dekat denganku (kelak di akhirat) adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling saya benci dan paling jauh denganku (kelak di akhirat) adalah orang yang paling buruk akhlaknya. Yaitu mereka yang banyak berbicara dan suka mencemooh manusia dengan kata-katanya.” (HR. Ahmad no. 17077).
Keutamaan akhlak mulia Keenam, mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud no. 4684).
BACA JUGA: Lelaki yang Tidak Romantis Itu …
Keutamaan akhlak mulia Ketujuh, pemilik akhlak yang baik mencapai derajat ahli puasa dan shalat.
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
Artinya: Dari Aisyah dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dengan akhlak yang baik, seseorang akan mendapatkan derajat orang yang berpuasa di siang hari dan shalat di malam harinya.” (HR. Ahmad no. 24361).
Itulah beberapa hadis mengenai keutamaan akhlak yang telah disampaikan Nabi saw. Akhlak sangat berhubungan erat dengan keimanan seorang muslim.
Bahkan, beberapa hadis Nabi menyebutkan keterkaitan akhlak dengan keimanan.
Dapat kita pahami bahwa dari beberapa hadis tersebut menunjukkan pentingnya akhlak dalam Islam. Sehingga, akhlak menjadi tolak ukur keimanan seorang muslim. []