Oleh: Zakiyas
PERKARA hati memang sulit. Tidak seperti amal perbuatan yang bisa dilihat orang kain, hanya kita sendiri yang tahu mengenai hati kita, sehingga lebih mudah untuk kita tergelincir pada penyakit hati saat sedang khilaf terlupa kalau kita selalu ada dalam pengawasan Allah Azza wa jalla.
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari Muslim)
Beberapa hari yang lalu menemukan suatu ulasan tentang beberapa penyakit hati dan tips menghindarinya, yang ternyata sepertinya sering muncul di hati kita (saya) tanpa disadari :’(, menggerogoti amal perbuatan baik yang telah kita lakukan sebelumnya, Naudzubillahi min dzalik. Bahas satu persatu yuk.
1. Takabbur
Takabbur itu sombong. Dalam islam, sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menganggap diri paling benar, yang lain salah. Paling pintar, paling tahu. Yang mengerikan adalah, betapa berat perkara sombong ini, hingga seseorang tidak dapat masuk surga selama ada kesombongan dalam hatinya neski sebesar biji sawi.
Tips menghindarinya? Buang jauh-jauh anggapan kalau kita yang paling baik, paling benar, paling tahu. Karena bisa saja memang bukan demikian adanya.
2. Riya,’
Riya’ itu, melakukan suatu perbuatan agar dipuji manusia, bukan karena Allah SWT. Nah ngerinya adalah, riya bisa muncul sebelum, sedang, atau setelah amalan. Serem kan?
3. Ujub
Ujub ialah mengagumi diri sendiri, merasa ‘lebih’ dari yang lain. Mungkin orang jamak berpikir ini sama dengan sombong. Beda ujub dari takabbur atau sombong adalah, pada ujub tidak didapatkan penolakan terhadap kebenaran.
Meski tentu tidak selalu, namun bisa jadi seseorang itu menjadi ujub karena dipicu oleh:
Mendapatkan banyak pujian-pujian dari orang lain
Banyak berhasil beberapa kali
Memiliki wewenang besar dan langka, yang bila dimanfaatkan akan sangat memudahkan yang biasanya sulit
Terkenal
Memiliki banyak pengetahuan
Fisik dan penampilan yang baik dan menarik
Dan lain-lain.
Nah, makanya, hati-hati terhadap nikmat, karena bisa saja itu jadi ujian kalau kita ngga kuat mental trus terlena melayang ke awang-awang. Padahal kita apa atuh, cuma debu beterbangan di alam semesta ini. Kalau ujub mulai datang, artinya kita mulai lupa dari mengingat Allah yang Maha Besar, Maha segala-galanya.
“Bagi Allah semua kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya.” (QS. Al Maidah: 120)
Rasulullah Saw bersabda, “Tiga hal yang membinasakan: Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani)
4. Sum’ah
Sum’ah berasal dari kata sama’a yang artinya memperdengarkan. Jadi maksudnya, memperdengarkan orang lain mengenai amal baik kita. Trus apa ya bedanya dengan riya’? Nah ini yang baru saya tahu, kalau sum’ah, amal ibadahnya benar diniatkan karena Allah, tapi dibicarakan pada manusia.
Rasulullah SAW memperingatkan dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)
Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah, diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya.
Astaghfirullahal adzim, naudzubillahi min dzalik T-T.
5. Hasad
Hasad ialah merasa iri terhadap nikmat yang dimiliki orang lain, diiringi harapan agar nikmat itu hilang atau bwrpindah kepadanya. Hasad hukumnya haram, baik dalam hal duniawi atau hal agama. Apalagi kalau hasad itu disertai tindakan, perbuatan, atau ucapan, langsung atau tidak langsung.
6. Taqtir
Taqtir artinya kikir, tidak mau mengeluarkan harta meskipun perkara wajib.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar” (QS. Al Lail: 8-10)
7. Panjang angan-angan
Bahaya dari panjang angan-angan ialah, seseorang akan terlalu fokus terhadap sesuatu yabg diangankan hingga melalaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan, seakan-akan ia memiliki banyak waktu, tidak segera mempersiapkan bekal untuk hari akhir.
“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan.” (Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)
Nah itu tadi beberapa penyakit hati yang mungkin seringkali muncul tanpa kita sadari. Makanya terus istighfar dan berdoa pada Allah agar hati kita selalu terjaga.
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘ala diinik, ‘ala tho’atiq ‘alal iimaan. []