MENGHAFAL Al-Qur’an sudah berlangsung sejak masa Nabi Muhammad SAW hidup. Bahkan sejumlah sahabat mampu menghafal ayat al-Qur’an hanya dengan sekali mendengar. Di pundak para sahabat inilah Rasulullah SAW mengamanahkan teladan pelaksanaan al-Qur’an dan mewariskan petunjuk kehidupan ini bagi generasi-generasi selanjutnya.
Rasulullah SAW memberi petunjuk untuk mempelajari al-Qur’an dari penghafalnya. Dari begitu banyaknya sahabat, ada tujuh orang yang dikenal sebagai penghafal al-Qur’an di zaman Rasulullah SAW, mereka adalah:
1 Utsman Bin Affan RA
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash Abu Amr Abu Abdillah al-Quraisy al-Amawi. Ia dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang hatinya selalu terkait dengan al-Qur’an.
Di masa kekhalifahannya ia berhasil menghimpun al-Qur’an dalam satu mushaf dan menyebarkannya pada beberapa kota. Ali bin Abi Thalib pun memujinya “kalaulah Utsman tak melakukannya maka pasti akan kulakukan.”
BACA JUGA: Remaja-Remaja Penghafal Quran
Selain itu, Utsman juga mampu menyatukan al-Qur’an yang tujuh jenis huruf atau dialek sehingga terhindarlah malapetaka dan fitnah perpecahan umat. Di akhir kekhalifaannya (tahun 35 hijriah) terjadi kekacauan, Utsman di sekap di rumahnya selama empat puluh hari. Ia syahid terbunuh saat membaca al-Qur’an diusia 82 tahun.
2 Ali Bin Abi Thalib RA
Ali merupakan seorang sahabat penghafal al-Qur’an yang kuat, dan termasuk di antara orang yang pertama kali mendapat hidayah islam. Ali berislam di usia belia. Beliau dikenal zuhud, wara, dan dermawan, dan menganggap rendah dunia, selalu beramal untuk keridhaan Allah swt. Ia sangat memahami ilmu al-Qur’an. Abu Abdurrahman as-Sulmi berkata “aku tidak pernah melihat seorang yang lebih pandai dalam al-Qur’an daripada Ali”.
Kehidupan Ali selalu diwarnai dengan al-Qur’an. Ali berkata tentang dirinya dan karunia Allah kepadanya, “Demi Allah tidak satupun ayat yang diturunkan kecuali aku telah mengetahui tentang apa dan dimana diturunkan. Sesungguhnya Allah telah memberikan kecerdasan hati dan lidah yang fasih”.
3 Zaid Bin Tsabit RA
Zaid mempunyai nama lengkap Abu Said al-Khazraji al-Anshari. Ia merupakansahabat anshar yang cerdas, penulis, penghafal dan mengusai ilmu. Ia mengalahkan orang lain dalam pengusaan ilmu al-Qur’an dan faraid.
Ia juga mampu mempelajari kitab yahudi dalam waktu yang relatif singkat atas permintaan Rasulullah SAW. Selain itu Zaid juga dikenal sebagai sekretaris kepercayaan Rasulullah SAW dalam menerima wahyu. Apabila Rasulullah SAW menerima wahyu, Zaid selalu dipanggil untuk menulisnya.
Zaid sebagai penghimpun al-Qur’an dan menguasai informasi tentang al-Qur’an. Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi al-Qur’an sangatlah mulia. Tiada yang mampu menandinginya dalam menulis kalamullah.
Zaid wafat tahun 45 hijriah. Kepergiannya ditangisi seluruh penduduk Madinah. Banyak orang yang merasa kehilangan , diantaranya Ibnu Abbas RA yang berkata, “hari ini telah pergi seorang ulama besar dan tokoh cendekia”
4 Ubai Bin Ka’ab RA
Ia memiliki nama lengkap Ubai bin Ka’ab bin Qais Abu al-Mudzir al-Anshari al-Madani. Ubai hidup dalam naungan al-Qur’an. Ia selalu menyempatklan diri membaca al-Qur’an siang malam dan khatam dalam delapan malam. Umar bin Khattab pernah berkata “Qari paling baik diantara kami adalah Ubai”.
Umar juga pernah berkutbah di Jabiyah sembari menyatakan tentang pengetahuan Ubai terhadap al-Qur’an. Umar berkata, “barang siapa yang hendak menanyakan tentang al-Qur’an datanglah ke Ubai”. Ubai telah menjadikan al-Qur’an sebagai sumber kebaikan dalam ucapan serta perbuatannya. Ubai selalu menasehati orang-orang untuk menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap perbuatan.Ubai termasuk sekretaris Rasulullah SAW sebelum Zaid bin Tsabit.
Ia bersama Zaid adalah sahabat yang paling tekun menulis wahyu dan menulis banyak surat. Keduanya menulis wahyu dalam pengawasan Rasulullah SAW. Ubai wafat di madinah tahun 20 hijriah. Di hari wafatnya Umar berkata “hari ini telah meninggal seorang tokoh Islam, semoga Allah meridhainya.”
5 Abu Darda RA
Abu Darda adalah seorang hafidzh yang bijaksana. Ia termasuk orang yang mengumpulkan al-Qur’an dan menjadi sumber bagi para pembaca di Damaskus pada masa khalifah Utsman bin Affan.
Ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam hal ilmu dan amal dari para sahabat yang lainnya. Selama hidupnya ia mengajarkan kepada umat apa yang ia pelajari dari Rasulullah. Ia guru yang selalu dinani-nanti murid-muridnya.
Dalam pengakuan Suwaid bin Abdul Aziz dikatakan, jika Abu Darda shalat di masjid Damaskus , ribuan manusia mengelilinya untuk mempelajari al-Qur’an. Ia membagi-bagikan satu kelompok dengan sepuluh orang dan dipilih satu orang ketua. Ia hanya mengawasinya di mihrab. Jika ada yang salah mereka kembali kepada ketuanya.
Jika ketua yang salah maka ketua tersebut menghadap Abu Darda untuk bertanya. Jumlah penghafal al-Qur’an dalam majlis Abu Darda mencapai 1.600 orang. Beliau wafat tahun 32 hijriah pada masa khalifah Utsman di Syam. Ia telah meriwayatkan 179 hadits.
6 Abdullah Bin Mas’ud RA
Ia memiliki nama lengkap Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Abdirrahman al-Hadzali al-Maki al-Muhajiri. Ia merupakan seorang penghimpun al-Qur’an di masa Rasulullah saw dan membacakan dihadapannya. Ia pernah berkata “Aku telah menghafal dari mulut Rasulullah SAW tujuh puluh surat.”
BACA JUGA: Inilah Keunggulan Para Sahabat Nabi
Abdullah selalu mengikuti Rasulullah SAW sejak usia belia. Pendengarannya selalu dihiasi dengan ayat-ayat al-Qur’an sejak turun kepada Rasulullah SAW. Kiprahnya dalam memelihara al-Qur’an tidak diragukan lagi. Ia hidup bersama dan untuk al-Qur’an.
Abdullah menjadi ulama yang paling tahu tentang al-Qur’an. Tak heran jika Rasulullah memujinya dan menganjurkan para sahabat dan orang setelahnya untuk mempelajari kandungan al-Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud wafat pada tahun 32 hijriyah dalam usia 65 tahun. Ia wafat di madinah dan telah meriwayatkan 840 hadits.
7 Abu Musa Al-Asy’ari RA
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Qais bin Sulaim. Ia merupakan salah seorang sahabat Rasulullah saw yang menghafal al-Qur’an. Ia mempunyai perhatian yang besar terhadap al-Quran
Abu Musa dianugrahkan oleh Allah swt berupa suara yang merdu. Suara merdunya mampu menembus tirai hati orang-orang mukmin dan melenakannya,sehingga menembus kebesaran Allah SWT
Rasulullah pun pernah memuji suaranya yang merdu itu, “Ia ( Abu Musa ) benar-benar telah diberi seruling Nabi Daud”, begitu kata Rasulullah SAW. Sampai-sampai banyak para sahabat yang menanti-nanti Abu Musa untuk menjadi imam pada setiap kesempatan shalat.
Abu Musa telah mempelajari al-Qur’an langsung dari Rasulullah SAW, ia mengajarkan dan menyebarkannya pada umat setiap negeri yang ia kunjungi. Perjalanan hidup dan kisah mulianya banyak terekam dalam kitab-kitab tarikh. Abu Musa wafat di usia 63 tahun pada tahun 44 hijriah. Ia telah meriwayatkan 365 hadits. []