SELAIN Bilal bin Rabbah, ternyata ada beberapa sahabat Nabi yang berkulit hitam juga. Siapa saja mereka?
Nabi Muhammad ﷺ memiliki banyak sahabat yang setia berjuang dengannya di jalan Islam. Bukan hanya dari kalangan bangsa Arab, sahabat nabi juga berasal dari berbagai kalangan, termasuk orang Persia dan kulit hitam. Sebab, dalam Islam tidak ada perbedaan kasta, ras ataupun warna kulit.
Namun, sebagai muslim kita juga perlu mengenal sosok-sosok sahabat nabi ini. Nah, jika berbicara tentang muslim kulit hitam yang menjadi sahabat Nabi, pastinya kita tertuju pada Bilal bin Rabah, muadzin pertama dalam Islam. Namun, nyatanya, selain Bilal, terdapat pula beberapa sahabat dari kalangan kulit hitam.
Siapa saja mereka?
BACA JUGA: As-Sabiqun Al-Awwalun, Sahabat-sahabat Nabi Pertama yang Masuk Islam
Berikut ini para Sahabat berkulit hitam tersebut. Mereka bukan hanya orang yang berasal dari Afrika, seperti Nubia dan Abyssinia saja, tetapi juga untuk orang Arab yang memiliki kulit berwarna hitam dan coklat, yang pada zaman sekarang akan dianggap hitam seperti orang Sudan yang sama-sama orang Arab dan orang kulit hitam.
1- Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam: Umm Ayman
Sosok kulit hitam yang bercahaya ini dikenal sebagai Umm Ayman. Dia adalah orang Abyssinian dan pelayan Abdullah bin Abdul Muttalib, ayah dari Nabi.
Ketika Aminah (ibu Nabi) meninggal, Umm Ayman mengambil alih sebagai pemberi perawatan utama Nabi. Dia kemudian dibebaskan pada saat pernikahan Nabi dengan Khadijah binti Khuwaylid.
Umm Ayman adalah salah satu orang yang memeluk agama Islam di awal masa kenabian Muhammad ﷺ di Mekah. Dia juga merupakan salah satu dari mereka yang menghadapi penganiayaan dari orang Quraisy. Dia termasuk di antara mereka yang bermigrasi dari Mekah ke Madinah.
2- Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam: Usamah bin Zaid
Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat terkasih Nabi ﷺ.
Kedua orang tua Usamah, Zaid bin Harithah, yang adalah orang Arab dan Umm Ayman yang adalah orang Etiopia, dibebaskan dari perbudakan oleh Nabi ﷺ. Ia dilahirkan di Mekah tujuh tahun sebelum hijrah dan digambarkan memiliki kulit hitam.
Sebagian besar pengasuhan Usamah dilakukan di rumah Nabi ﷺ dalam jangka waktu yang sama dengan pemeliharaan cucu Nabi Hasan bin ‘Ali. Ketika masih remaja, Usamah dipilih oleh Nabi ﷺ untuk memimpin pasukan Muslim dalam ekspedisi melawan Romawi di Suriah.
Beberapa sahabat menjadi sangat marah pada Usamah karena diangkat sebagai jenderal melampaui sahabat lama dari Quraisy.
Nabi ﷺ berkata setelah memuji dan berterima kasih kepada Allah SWT:
“Telah tersiar kabar bahwa beberapa dari kalian marah karena aku menunjuk Usamah bin Zaid. Saya bersumpah demi Allah bahwa pastilah kalian menaati Usamah tentu kalian menaatiku sama seperti menaati ayahnya di hadapannya.”
Usamah wafat pada 61 H di Madinah pada masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
3- Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam: Sa’ad Al-Aswad
Salah satu sahabat berkulit hitam lainnya adalah Sa’ad Al-Aswad As-Sulami. Dia berasal dari Ansar dan menderita diskriminasi di Madinah. Dia pernah bertanya kepada Nabi apakah dia bisa masuk surga karena posisinya yang rendah di kalangan umat Islam. Sa’ad mati syahid dalam pertempuran. Diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ menangisinya sambil memegangnya di pangkuannya.
4- Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam: ‘Ammar bin Yasir
Salah satu sahabat yang terkenal karena keimanan kuatnya adalah ‘Ammar bin Yasir. Dia adalah salah satu Muslim paling awal yang menerima Islam dan mengalami siksaan pedih bersama keluarganya.
Suatu ketika ketika sedang disiksa dengan kejam, ia dengan enggan menarik kembali Islam. Dia kemudian datang kepada Nabi ﷺ dalam keadaan menangis mengatakan bahwa dia secara lisan menarik kembali Islam tetapi tidak bermaksud begitu. Nabi ﷺ menyeka air mata ‘Ammar dan membaca:
“Barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah setelah berkeyakinan kecuali yang dipaksa dan yang hatinya masih puas dengan iman …” (QS 16:16)
Setelah banyak penganiayaan, ‘Ammar dengan sahabat lainnya bermigrasi ke Abyssinia. Mereka menemukan perlindungan di bawah Raja Najasi. Setelahnya, ‘Ammar bermigrasi ke Madinah menjadikannya dalam kelompok sahabat terpilih yang melakukan dua migrasi di jalan Allah.
‘Ammar kemudian berpartisipasi dalam kampanye besar untuk melindungi komunitas Muslim termasuk dalam perang Badar dan Uhud. Dia juga adalah saksi dari haji wada. ‘Ammar wafat di Pertempuran Siffin.
5- Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam: Mihja’ bin Shalih
Mihja’ adalah salah satu penganut awal Islam di Mekah, dan salah satu dari mereka yang hijrah ke Madinah.
Setelah migrasi menurut At-Tabari dan yang lainnya, Mihja ‘adalah orang pertama yang menjadi suhada di Ghazwah Badr (perang Badar)
6- Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam: Abu Dzar al Ghifari
Salah satu sahabat terhormat, yang dikenal karena kesetiaannya dan kepeduliannya kepada orang miskin adalah Abu Dzar. Nama lengkapnya adalah Jundab bin Junadah dari Suku Ghifar.
Di masa jahiliyah, suku Ghifari dikenal sebagai bandit dan peminum alkohol selain menyembah berhala. Namun, Abu Dzar berpaling dari norma-norma kesukuan ini bahkan sebelum memeluk Islam. Setelah bertemu Nabi ﷺ, Abu Dzar dengan cepat menerima Islam. Dia pergi ke Kabah untuk secara terbuka menyatakan keyakinannya. Namun, orang Quraisy memukulnya.
Dia pergi keesokan harinya untuk menyatakan imannya lagi dan dia dipukuli lagi. Setelah berhari-hari melakukan ini dan menghadapi pemukulan, Nabi ﷺ menyuruhnya untuk kembali ke sukunya, sehingga ia dapat menyampaikan pesannya kepada mereka.
Abu Dzar turut hijrah ke Madinah dan berpartisipasi dalam Ghazwah Badr (perang Badr) dan ekspedisi lainnya dengan para sahabat.
7- Sahabat Nabi yang Berkulit Hitam: Ayman, sang gembala
Salah satu sahabat setia Nabi ﷺ adalah Ayman bin ‘Ubayd. Dia berdarah Abyssinia dari ibunya. Ia dilahirkan melalui persatuan ibunya Barakah atau Ummu ayman, seorang wanita yang akhirnya dibebaskan dari perbudakan oleh Nabi ﷺ dan ayahnya ‘Ubaid bin Zaid.
BACA JUGA: Sahabat-sahabat Nabi yang Kaya Raya
Ayman memeluk Islam di Mekah dan melakukan hijrah di jalan Allah ke Madinah. Dia adalah seorang gembala dan dipercayakan oleh Nabi ﷺ untuk menjaga kambingnya.
Ayman adalah anggota pasukan pembela Islam. Pada pertempuran Hunain ketika beberapa Muslim menjadi panik, Ayman adalah salah satu dari delapan Muslim yang berdiri di dekat Nabi ﷺ dan membelanya. Orang-orang Muslim akhirnya memenangkan pertempuran. Dalam prosesnya, Ayman mencapai mati syahid. []
SUMBER: MUSLIM MATTER | ABOUT ISLAM