“Traveling—it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.” (Ibnu Battuta)
DALAM sejarah peradaban Islam, terdapat sejumlah tokoh muslim yang dikenal sebagai penjelajah dunia. Mereka melintasi batas wilayah hingga mengarungi lautan untuk menjelajahi dunia.
Mereka telah berkeliling dunia dan menempuh berbagai kesulitan untuk mencari ilmu pengetahuan. Perjalanan mereka yang panjang dan tidak selalu berlangsung mulus membuat mereka semakin taat kepada Allah. Tempat-tempat baru yang mereka datangi juga membuka mata dan hati untuk selalu rendah hati dan berpikiran terbuka. Kisah mereka tentunya dapat menghadirkan inspirasi bagi muslim lainnya.
BACA JUGA: Ibnu Batutah, Sang Penjelajah Dunia Itu Pernah Singgah di Indonesia
Penasaran, siapa saja para penjelajah ini?
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 7 tokoh muslim yang menjadi penjelajah paling dikenal di dunia:
1 Ibn Battuta
Lahir di Tangier, Maroko pada tahun 1304, Abu Abdulla Muhammad atau yang lebih dikenal sebagai Ibn Battuta adalah pejalan Muslim paling terkenal seantero dunia. Ibn Battuta memulai perjalanannya mengeliling dunia di usia 20 tahun.
Ibn Battuta, penjelajah Maroko, di Mesir. Ilustrasi oleh Leon Benett dari buku Jules Verne 1878. Selama 30 tahun berkelana, ia mengunjungi Asia Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Tiongkok. Total negara yang telah ia kunjungi berjumlah 44 negara dengan total jarak 75.000 mil atau sekitar 3 kali keliling dunia. Tidak lupa dengan kewajibannya sebagai umat Islam, ia juga melakukan perjalanan Haji sebanyak 4 kali.
Ibn Battuta baru pulang ke Maroko saat berusia 51 tahun. Motivasi Ibn Battuta untuk mengelilingi dunia adalah untuk menambah pengetahuan serta mencari guru dan perpustakaan terbaik yang kala itu berada di Alexandria, Kairo, dan Damascus.
2 Laksamana Cheng Ho
Nama Laksamana Cheng Ho sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Bukti pelayarannya bahkan masih terlihat jelas di Nusantara. Persinggahannya di Semarang menginspirasi pembangunan sebuah petilasan penjelajah muslim asal Tiongkok tersebut yang kini dikenal sebagai Kelenteng Sam Poo Kong.
Laksamana Cheng Ho lahir pada tahun 1371 di sebuah komunitas muslim di Yunnan, Tiongkok. Nama kecilnya adalah “Ma He”. Di Tiongkok, “Ma” adalah variasi nama untuk “Muhammad”. Ma He kecil belajar bahasa Arab dan Mandarin. Kecerdasan dan keberaniannya membuat Ma He diangkat menjadi laksamana di kekaisaran Yongie. Selama 28 tahun pelayarannya (1405-1433), Laksamana Cheng Ho menjadi diplomat yang mengunjungi 37 negara dan menghubungkan kekaisaran Tiongkok dengan dunia.
BACA JUGA: Ini Dia Masjid Tertua di Cina
3 Sa’ad bin Abi Waqqas
Sa’ad Ibn Abi Waqqas adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dan termasuk golongan pertama yang masuk Islam. Ia juga merupakan pemimpin perang-perang besar dalam sejarah Islam, seperti Badar dan Uhud. Meski demikian, ia tetap rendah hati, jujur, dan tulus dalam berperilaku.
Delapan belas tahun setelah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia,Sa’ad Ibn Abi Waqqas dikirim ke Tiongkok dan bertemu Kaisar Tung (Yung-Wei). Menurut catatan sejarah, Masjid Huaisheng yang cantik di Guangzhou adalah masjid pertama di Tiongkok yang dibangun oleh Sa’ad Ibn Abi Waqqas. Ia meninggal dunia di perjalanan dan dimakamkan di Guangzhou, Tiongkok. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Sa’ad ibn Abi Waqqas meninggal dunia di Aqiq, sekitar 18 mil dari Madinah.
4 Abu Al Hasan Al Masudi
Terkenal dengan sebutan “Herodotus dari Arab”, Al-Masudi adalah seorang sejarawan dan ahli geografi yang berhasil menggabungkan sejarah dan ilmu geografi dalam ensiklopedianya yang berjudul The Meadows of Gold and Mines of Gems atau yang dalam bahasa Arab dikenal dengan nama Muruj adh-dhahab wa ma’adin al-jawhar.
Al Masudi lahir di Baghdad dan menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan bepergian ke Afrika Timur, Timur Tengah, Persia, Rusia, India, dan Tiongkok. Pendekatannya dalam menyampaikan riset sejarah dianggap “segar” pada masanya. Tak hanya menggabungkan aspek-aspek budaya dan sosial, ia juga menyajikan gambaran politik suatu daerah melalui percakapannya dengan penduduk setempat.
5 Ahmad Ibn Majid
Ahmad Ibn Majid adalah seorang navigator dan penyair Arab yang mendampingi penjelajah Portugis Vasco da Gama mengarungi lautan. Lahir dari keluarga pelaut, Ahmad Ibn Majid sudah bisa menjalankan kapal di usia 17 tahun. Ia juga terkenal sebagai pelaut Arab pertama yang mengelilingi dunia.
Ahmad Ibn Majid menulis lebih dari 40 puisi dan prosa tentang menaklukkan lautan. Ia juga mendapat julukan “The Lion of the Sea”. Bukunya yang terkenal adalah Kitab al Fawa’id fi usul ‘Ilm al-Bahr wa ‘l-Qawa’id yang berisi tentang informasi dan prinsip-prinsip navigasi. Buku ini banyak dijadikan referensi olah pelaut-pelaut Arab karena mengandung informasi lengkap tentang petunjuk navigasi dengan melihat langit, pola cuaca, dan area-area berbahaya untuk dilewati kapal.
6 Ahmad Ibn Fadhlan
Ahmad ibn Fadhlan ibn al-Abbas ibn Rashid ibn Hammad adalah seorang penulis dan pelancong Muslim Arab abad ke-10 yang menulis catatan tentang perjalanannya sebagai anggota kedutaan Khalifah Abbasiyah Baghdad kepada raja Volga Bulgars, Kitab ila Malik al-Saqaliba.
Ibn Fadhlan dikirim dari Baghdad pada 921 untuk melayani sebagai sekretaris duta besar dari Khalifah Abbasiyah al-Muqtadir ke iltäbär (pengikut raja di bawah Khazar) dari Volga Bulgaria, Almis.
BACA JUGA: Kontak Dunia Islam dan Bangsa Viking, Ini Catatan Sejarahnya
Dia meninggalkan Baghdad pada 21 Juni 921 (11 Safar 309 H). Untuk mencapai Bulghar pada 12 Mei 922 (12 Muharram 310 H), dia melalui banyak kesulitan. Perjalanan tersebut membawa Ibn Fadhlan dari Baghdad ke Bukhara, ke Khwarizm (selatan Laut Aral). Meskipun dijanjikan jalan yang aman oleh panglima perang Oghuz, atau Kudarkin, mereka dicegat oleh bandit Oghuz tetapi untungnya dapat menyuap penyerang mereka. Mereka menghabiskan musim dingin di Jurjaniya sebelum melakukan perjalanan ke utara melintasi Sungai Ural sampai mereka mencapai kota Bulghar di tiga danau Volga di utara tikungan Samara.
Setelah tiba di Bolgar, Ahmad ibn Fadhlan melakukan perjalanan ke Wisu dan mencatat pengamatannya tentang perdagangan antara Volga Bolgar dan suku-suku Finlandia setempat. Sebagian besar dari catatan Ibn Fadhlan didedikasikan untuk menggambarkan orang yang dia sebut Rus atau Rusiyyah. Kebanyakan ahli mengidentifikasikan mereka dengan Rus ‘atau Varangians, yang menjadikan catatan Ibn Fadhlan salah satu gambaran Viking yang paling awal.
7 Karima Binti Ahmad al-Marwaziyya
Tidak hanya laki-laki yang menjadi penjelajah di masa lampau. Perempuan juga ada. Salah satu tokoh Islam perempuan yang luar biasa adalah Karima al-Marwaziyya, seorang pejalan, ahli hadis dan pelajar brilian dari Turkmenistan.
Ketekunannya mencari ilmu membawa Karima al-Marwaziyya bepergian jauh. Ia pergi bersama ayahnya melewati daratan dan lautan dari Turkmenistan ke Iran dan Yerusalem, sampai akhirnya menetap di Mekah. Di sana, ia mempelajari Sahih al-Bukhari dan menjadi salah satu orang terpelajar yang paling dihormati pada masanya. []
SUMBER: TRAVEL.WEGO | MUSLIM HERITAGE