TRADISI lebaran di setiap negara itu berbeda-beda. Semua muslim menyambut hari raya Idul Fitri atau lebaran dengan sukacita, namun dalam balutan tradisi yang beraneka. Budaya masing-masing negara memang berbeda. Namun, semua memiliki keunikan tersendiri.
Jika di Indonesia ada tradisi mudik, sungkeman, makan ketupat dan berbagi angpao, bagaimana dengan tradisi lebaran di mancanegara?
Dikutip dari Traveloka, inilah berbagai tradisi lebaran di mancanegara yang unik dan menarik tersebut:
1 Permen dan Manisan di Turki
Jika Lebaran di Indonesia identik dengan sajian kue-kue kering, di Turki justru memiliki tradisi membagi-bagikan permen dan beragam manisan lainnya seperti cokelat. Mejelang hari Lebaran, anak-anak kecil di Turki akan berkeliling mengunjungi rumah-rumah untuk bersilahturahmi dan mengumpulkan permen.
BACA JUGA:Â Begini Tradisi Lebaran Para Bintang Bollywood
2 Adu Telur di Afganistan
Tradisi Lebaran unik selanjutnya bisa kamu temukan di Afganistan. Pada hari Idul Fitri, seperti di Indonesia, masyarakat Afganistan akan menunaikan ibadah Shalat Ied. Namun, sesudahnya mereka kerap berkumpul dan melakukan tradisi yang dikenal dengan nama Tokhm-Jangi alias adu telur.
Tradisi ini dilakukan dengan berkompetisi memecahkan telur rebus. Telur rebus siapa yang pecah terlebih dahulu maka orang tersebut dianggap kalah. Tradisi Idul Fitri ini dilakukan oleh masyarakat berbagai usia untuk memeriahkan suasana hari raya Lebaran.
3 Chand Raat di India
Tradisi khas Lebaran yang unik juga bisa kamu temui di India. Pada malam terakhir bulan Ramadan sebelum hari raya Idul Fitri, para wanita muslim di India kerap menghias tangan mereka menggunakan henna dengan berbagai pola cantik. Tradisi merayakan Idul Fitri di India dikenal dengan Chaand Raat.
BACA JUGA:Â Mengintip Tradisi Ramadhan di Arab Saudi yang Kini Dibatasi Pandemi
Tradisi Idul Fitri lainnya di India antara lain bertukar makanan manis serta menyantap berbagai sajian khas Idul Fitri di India seperti Servai dan juga Sheer Kurma sebagai hidangan penutup.
4 Lebaran berdasarkan Primbon Jawa di Suriname
Suriname merupakan salah satu negara yang memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia karena karena nenek moyang dari negara ini merupakan suku Jawa yang pada zaman dahulu dikirim ke Suriname pada masa penjajahan. Jadi, tak heran ada beberapa persamaan budaya yang bisa ditemukan di Suriname.
Keunikan dari budaya Suriname juga bisa dilihat dari penentuan tanggal Idul Fitri di negara ini dimana penentuan tanggal tersebut ditetapkan berdasarkan penanggalan Jawa atau penanggalan primbon Jawa.
5 Pertunjukkan Seni di Arab Saudi
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam, jelas perayaan Idul Fitri di Arab Saudi sangatlah meriah. Salah satu tradisi Lebaran yang ada di Arab Saudi adalah berbagai pertunjukkan seni mulai dari pawai musik, tari-tarian, pergelaran teater, dan pertunjukkan-pertunjukkan seni lainnya yang meriah.
BACA JUGA:Â Mengenal Hawayej al-Eid, Tradisi Sebelum Idul Fitri di Maroko
6 Bajram di Kosovo
Bajram adalah sebutan masyarakat Kosovo untuk hari raya Idul Fitri. Bagi umat muslim di Kosovo, Bajram dirayakan tak jauh berbeda dengan di Indonesia dimana hal pertama yang akan dilakukan adalah menunaikan ibadah shalat Ied. Namun, di Kosovo shalat Ied hanya dilakukan oleh para pria sedangkan para wanita akan dirumah mempersiapkan berbagai makanan tradisional khas Lebaran di Kosovo seperti Pite, Borek, Baklava dan lainnya.
Berbagai hidangan ini kemudian akan disantap bersama setelah menunaikan shalat Ied sebelum dilanjutkan dengan bersilahturahmi dengan sanak saudara lainnya.
BACA JUGA:Â Tradisi Khas Ramadhan, Inilah 12 Hidangan Buka Puasa dari Berbagai Negara (2-Habis)
7 Ziarah Sayyid Ajjah di China
Melakukan ziarah kubur atau nyekar merupakan salah satu tradisi hari Idul Fitri yang cukup umum di Indonesia. Tradisi Lebaran serupa juga bisa kamu temukan di China, lho. Masyarakat muslim yang berada di provinsi Yunan, China memiliki tradisi berziarah ke makam Sayyid Ajjal al-Dinar Omar pada hari raya Idul Fitri.
Sayyid Ajjal al-Dinar Omar sendiri merupakan gubernur pertama Yunan yang menyebarkan ajaran Islam di sana. Pada saat melakukan tradisi ziarah ini, masyarakat akan bersama-sama membaca Al-Quran dan membersihkan makam. []
SUMBER: TRAVELOKA