TEL AVIV–Israel dilaporkan telah menutup penjara Gilboa yang merupakan tempat 360 tahanan Palestina ditahan. Langkah ini dilakukan karena diduga banyak terjadi kasus infeksi virus Corona di dalam fasilitas itu, Layanan Penjara Israel melaporkan.
Layanan Penjara Israel mengatakan semua pintu masuk dan keluar dari penjara telah ditutup sampai semua narapidana diuji dan fasilitas tersebut dibersihkan.
BACA JUGA: PA TV Ungkap Pria Palestina Bisa jadi Ayah Meski Berada di Penjara Israel
Menurut laporan media Palestina, lebih dari 70 tahanan Palestina telah terinfeksi Covid-19 di dalam penjara.
Sementara itu, LSM Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan bahwa pihak berwenang Israel mulai memindahkan tahanan yang terinfeksi ke Penjara Salmon di Galilea untuk diisolasi.
Menurut LSM tersebut, para tahanan melaporkan gejala virus sejak Ahad (1/11/2020), namun otoritas penjara Israel menganggap infeksi tersebut sebagai flu biasa, meskipun banyak tahanan menderita suhu yang sangat tinggi.
Kepala PPS Qadoura Fares meminta lembaga peradilan internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menekan Israel agar segera membebaskan semua wanita, anak-anak dan orang tua dari penjara.
Di antara mereka yang terinfeksi Covid-19 adalah Abbas al-Sayed, seorang pemimpin Hamas, yang menjalani hukuman 35 tahun penjara di penjara Gilboa.
BACA JUGA: Luar Biasa, 25 Tawanan Palestina Selesaikan Kuliahnya di dalam Penjara
“Dia menderita suhu tinggi dan ketika dia pergi ke klinik di dalam penjara, dia hanya diberi tablet parasetamol lalu dikembalikan ke selnya,” kata Ikhlas al-Sayed, istri Abbas al-Sayed kepada Anadolu Agency.
“Tidak ada yang meyakinkan kami tentang suamiku, baik ICRC (Palang Merah Internasional-red) maupun layanan penjara,” keluh sang istri.
“Tidak ada yang peduli dengan suami saya dan rekan-rekannya yang terinfeksi dan terisolasi tanpa melakukan kontak dengan keluarga mereka. Pihak penjara bertanggung jawab atas hidup suamiku,” tambahnya.
Diperkirakan ada 4.400 tahanan Palestina di penjara Israel, termasuk 39 wanita, 155 anak dan sekitar 350 ditahan di bawah kebijakan penahanan administratif Israel, yang memungkinkan menahan warga Palestina tanpa dakwaan atau pengadilan. []
SUMBER: YENI SAFAK