Oleh: Jundi Imam Syuhada
SEMUA tau bahwa Dia memberikan apa yang hambanya sedang butuhkan, bukan sekedar permintaan. Namun, kadang kita lupa bagaimana menjadi hamba yang bersyukur, yang mampu menjadikan setiap nikmat itu bernilai sebuah ibadah. Maka jangan mengeluh, jika ada doa yang belum terkabul, karena masih banyak nikmat yang belum tersyukuri. Iya kan ?
Lihatlah betapa mudahnya Alloh membalikkan rezeki hambanya. Setiap harta yang tidak berkah, tidak akan mendatangkan keberhasilan, meski dengan upaya yang penuh dan doa yang senantiasa di langitkan. Karena semua bermula dari keberkahan bukan banyaknya nominal
Jika harta menjadi patokan bahagia, lihatlah firaun dan qorun yang hati dan hidupnya penuh kegelisahan tanpa ujung. Hingga akhirnya neraka menjadi tempat persinggahan terakhirnya
Jika pujian menjadi ukuran bahagia, lihatlah zulaikha yang dipuji karena cantik jelitanya, namun justru menjadikan fitnah bagi keluarganya juga sekelilingnya, karena terumbar dan patuhnya pada nafsu
“Dan jika iman dan syukur menjadi landasan bahagia, maka beruntunglah engkau. Seperti sahabat julaibib yang diperebutkan bidadari surga karena imannya. Atau bahkan seperti aisyah yang menjadi bagian dari keluarga surga, karena taat dan syukurnya menjalani hidup yang sederhana tapi penuh keikhlasan dan keberkahan”
Semua ini mengajarkan, bahwa Dia memberikan nikmat sesuai kadar bahagia setiap hambanya. Karena Alloh tau batasan dan ukuran bahagia setiap makhluknya, bukan dengan akal kita
Mari meluaskan syukur, mari melapangkan dada. Karena semua, sudah sesuai kadarnya. []