DUTA Besar Rusia untuk Suriah Alexander Kinshchak mengatakan bahwa kemungkinan Amerika Serikat (AS) tengah mempersiapkan operasi militer baru di Suriah. AS berencana untuk melawan tentara rezim Assad dan dituding merongrong kemajuan dalam penyelesaian konflik politik.
“Dalam beberapa hari ini, topik penggunaan sarin dan klorin oleh tentara rezim Assad di Ghouta Timur dan Idlib kembali muncul ke permukaan. Tidak dapat disangkal bahwa dengan cara ini, AS sebenarnya tengah memperiapkan kekuatan baru melawan Suriah,” ungkap Kinschak seperti dikutip Sputnik, Kamis (8/2/2018).
Duta Besar Rusia untuk Suriah ini menekankan bahwa AS sedang mencoba untuk mendorong sanksi anti-Suriah baru di PBB, yang akan melanggar kedaulatannya.
“Situasi di Suriah sangat tegang, perubahan apapun yang lebih baik tampaknya tidak dapat diharapkan. Apalagi tentara rezim dengan dukungan Angkatan Udara Rusia berhasil membebaskan wilayah baru dari kelompok bersenjata. Situasi seputar bom kimia hanya akan membuat konflik semakin memanas,” ungkap Kinshchak.
Menurut laporan PBB, rezim Bashar Assad diduga bertanggung jawab atas penggunaan bom sarin di Idlib, sementara kelompok Daesh bertanggung jawab atas penggunaan bom belerang di Umm Hawsh.
Namun Rusia telah membantah dokumen tersebut. Rusia menyatakan bahwa laporan tersebut tampak lebih mirip dokumen yang tidak profesional, dan sebagian besar didasarkan pada asumsi dan penggunaan bukti secara selektif.
Setelah rilis laporan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mempresentasikan sebuah laporan mengenai serangan kimia di Suriah, membongkar ketiga pokok permasalahan dalam dokumen tersebut, yang diduga membuktikan keterlibatan rezim Suriah dalam insiden tersebut.
Tuduhan kejahatan baru terhadap rezim Suriah terjadi di tengah operasi militer koalisi pimpinan AS di Suriah. Aliansi tersebut terdiri dari lebih dari 60 negara bagian sejak tahun 2014 tanpa permintaan resmi dari Damaskus atau persetujuan PBB.
Koalisi tersebut telah berulang kali dituding telah membunuh warga sipil dan mengevakuasi gerilyawan dari zona perang Suriah. []
SUMBER: SPUTNIK, FARS