SEBAGAIMANA telah kita ketahui bahwasanya setan adalah musuh yang nyata bagi umat manusia. Kehadirannya di muka bumi ini hanya untuk satu tujuan, yakni menjeremuskan manusia. Ya, setan ingin membalaskan dendamnya kepada keturunan Adam agar mereka juga merasakan panasnya api neraka bersamanya.
Berbagai macam cara akan setan lakukan untuk menjerumuskan manusia. Semua dari kalangan manusia, baik itu manusia yang paling beriman sekalipun akan terkena tipu dayanya. Setan akan terus berusaha hingga menemukan titik kelemahan manusia, hingga akhirnya kita terpedaya dengan bujuk rayunya.
Setan, sebagaimana disebutkan oleh Imam al-Harits al-Muhasibi, jika sudah tidak bisa menjerumuskan manusia melalui dosa-dosa besar, mereka akan menggoda manusia untuk melakukan hal-hal yang sia-sia dan amalan-amalan yang tidak diprioritaskan untuk dikerjakan.
“Setan,” tutur beliau, “akan menggoda manusia untuk melakukan maksiat samar dan tidak disadari.” Bentuknya, “Setan akan menggoda mereka untuk melakukan ibadah yang seharusnya diakhirkan dan merayu mereka untuk mengakhirkan ibadah yang harus didahulukan.”
Di tahap inilah, seorang hamba harus mengetahui pentingnya ilmu sehingga memahami prioritas amal. Ialah mendahulukan yang wajib dan utama, lalu diikuti dengan amalan-amalan sunnah muakkad, barulah mengerjakan sunah-sunnah lainnya. Selanjutnya, ia juga harus mencukupkan diri dengan yang halal sebatas pada kebutuhan hidupnya. Tidak boleh berlebih-lebihan. Sebab berlebihan dalam beragama merupakan perbuatan yang dilarang dan pangkal keterjerumusan seorang hamba.
Maka, jangan sampai kita mendahulukan sunnah tahajjud, misalnya, namun tertidur hingga meninggalkan jamaah shubuh awal waktu di masjid bersama kaum Muslimin. Kita, hendaknya juga mengupayakan jamaah lima waktu di masjid bersama kaum Muslimin bersamaan dengan kegetolan dalam melakukan sunnah dhuha. []