TIDAK terasa atau disengaja apa yang kita perbuat ternyata memberikan pundi-pundi dosa pada tabungan amal perbuatan kita. Hingga kita tak sadari saldo dosa kita tercatat cukup padat dalam setiap detiknya.
Sudah cek berapa saldo dosa kita? Untuk sekarang ini saldo dosa-dosa kita tidak tapat kita cek. Sebab belum waktunya untuk diprint. Akan tetapi telah dicatat oleh teller Allah SWT yaitu malaikat Rakib dan Atid.
Ya, tak perlu kita bersudah payah mengantri untuk menabung kebank amal berapa dosa yang akn kita setorkan. Akan tetapi, ia akan tercatat dengan otomatis tanpa kita sadari, yaitu oleh para teller Allah SWT yang dua puluh empat jam mengawasi.
Dan sebaliknya, kita juga tak perlu repot-repot untuk menyetorkan berapa amal baik perbuatan kita hari ini. Semua itu akan langsung tercatat oleh Allah SWT melalui teller yang telah Allah SWT sediakan menampingi kita selama satu hari full.
Lantas, jika saldo dosa kita telah banyak, apakah kita bisa angsur atau cicil agar ia berkurang? Caranya bagaimana? Salah satu cara mengansur dosa-dosa yang kita perbuat ialah dengan taubat. Ya, taubat. Allah SWT tawarkan sebuah program yang menguntungkan nasabah. Bagi yang memiliki dosa besar ingin terhapuskan, maka harus bertaubat.
Lantas, bagaimana dengan dosa kecil, apakah harus bertaubat juga? Apakah sama wajib taubat atas dosa kecil seperti atas dosa-dosa besar?
Ada dua pendapat yang berbeda. Pertama, saldo dosa kecil kita akan terhapus secara otomatis dengan melakukan taubat atas dosa-dosa besar.
Allah SWT berfirman, “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke dalam tempat yang mulia (surga),” (QS an-Nisa: 31).
Kedua, tetap harus bertaubat atas saldo dosa kecil yang ada pada tabungan amal kita. Karena Allah SWT memerintahkan untuk bertaubat setelah menyebut dosa-dosa kecil dan besar.
Allah SWT berifirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-lai mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yagn mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang berima supaya kamu beruntung,” (QS an-Nur: 30-31). []
BERSAMBUNG
Referensi: Tuntunan Bertaubat kepada Allah SWT/DR. Yusuf Al-Qardhawi/