MYANMAR—Sekitar 720 ribu anak Rohingya yang tinggal di Bangladesh dan Myanmar dilaporkan terancam wabah penyakit dan juga kekerasan.
“Sekitar 720 ribu anak Rohingya pada dasarnya terjebak, dikepung oleh kekerasan dan pemindahan paksa di dalam Myanmar atau terdampar di kamp-kamp yang sudah padat di Bangladesh karena mereka tidak dapat kembali ke rumah,” ujar Direktur Program Darurat UNICEF Manuel Fontaine, Anadolu melaporkan pada Jumat (23/2/2018).
Laporan tersebut menyatakan bahwa saat ini lebih dari 534 ribu anak Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh, sementara hampir 185 ribu anak Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar. Kekerasan pun terus berlanjut.
Badan PBB tersebut mengatakan bahwa musim badai yang akan mendatangi Bangladesh akan memengaruhi kehidupan di kamp pengungsi yang sudah ‘rapuh dan tidak sehat’.
UNICEF menilai kondisi itu bakal kian rentan menyebabkan penularan wabah penyakit melalui air dan klinik kesehatan, pusat pembelajaran dan fasilitas lainnya akan terpaksa ditutup.
Laporan tersebut kembali meminta pemerintah Myanmar untuk mengakhiri kekerasan terhadap Muslim Rohingya, yang menyatakan bahwa mereka harus memiliki hak dasar seperti kebebasan bergerak, akses terhadap perawatan kesehatan dan pendidikan, dan mata pencaharian.
Dalam sebuah laporan pada Desember lalu, kelompok kemanusiaan dunia mengatakan kematian 71,7 persen atau 6.700 Rohingya disebabkan oleh kekerasan. Di antaranya termasuk 730 anak balita. []
SUMBER: ANADOLU