Oleh: Khairul Sani
MENJADI orang baik sebenarnya suatu kewajiban mutlak bagi seluruh manusia. Tidak ada pengecualian apapun untuk tidak menjadi baik, hanya karena alasan yang begitu mendukung untuk tidak menjadi baik. Nah, alasan yang begitu klasik diantaranya adalah, “Kalau semua orang baik nanti syurga penuh donk”.
Alasan seperti itu sebenarnya sangatlah berbahaya, karena secara tidak langsung dia mengatakan bahwasanya Allah yang menciptakan segalanya tidak sanggup menciptakan syurga yang luas dan besar. Ini sama dengan tidak percaya dengan Allah, tapi kok percaya dengan adanya syurga ya?
Ok, sekarang akan saya jabarkan sedikit cara untuk mengetahui kita ini termasuk orang baik:
1. Dia yang Percaya Allah
Sudah pasti dia yang mengenal TuhanNya yang telah menciptakan seluruh alam serta isinya, adalah orang yang baik dan beriman. Karena ia tahu siapa Yang Maha Menciptakan, Maha Hebat, Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Sehingga apapun yang akan dia lakukan, selalu ingat Allah. Sehingga yang dia lakukan adalah hal kebaikan, bukanlah hal yang buruk.
Seperti ayat yang pertama kali turun, surah Al Alaq 1-5.
“Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan. Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmulah yang maha mulia. Yang telah mengajarkan dengan pena. Yang telah mengajarkan manusia apa-apa yang belum diketahuinya”.
Surah Al Alaq adalah surah yang pertama kali turun. Mengajarkan tauhid dan aqidah yang benar. Yang mana mengajarkan untuk mengenal Allah, melakukan segala sesuatu hanya untuk Allah bukan yang lain.
2. Dia yang Percaya Malaikat
Malaikat diciptakan dari cahaya, yang mana cahaya merupakan hal yang suci lagi indah. Begitu banyak malaikat yang diciptakan dan memiliki tugasnya masing-masing, dari hal terkecil hingga hal terbesar. Dari yang sudah selesai tugasnya. Setiap hari bertugas bahkan ada yang menunggu untuk bertugas, yaitu malaikat peniup sangkakala yang menunggu hari kiamat tiba baru akan ditiup.
Dan tugas kita adalah percaya kepada malaikat walau tidak tampak dengan mata telanjang manusia. Yang itu juga menjadi ciri khas orang baik karena selalu diintai oleh malaikat pencabut nyawa.
3. Dia yang Percaya Kitab-kitab Nabi
Ajaran yang dibawa merupakan ajaran yang diturunkan dengan sistem wahyu kepada para nabinya. Beberapa nabi yang diutus untuk menyebarkan ajaran keselamatan memiliki kitab, yaitu kitab Taurat nabi Musa, Zabur nabi Daud, Injil nabi Isa dan Al Qur’an nabi Muhammad.
Kita diperintahkan untuk percaya dengan dengan kitab-kitab yang telah diturunkan kepada para nabi. Adapun Al Qur’an diturunkan paling belakangan juga merupakan penyempurna kitab-kitab terdahulu sehingga menjadi kitab yang sempurna untuk dijadikan petunjuk dalam hidup dan kehidupan ini.
Ini juga merupakan bukti bahwasanya ia adalah orang baik, yang berpeggang teguh pada kitab nabi yang di dalamnya begitu banyak perintah kebaikan dan larangan keburukan.
Sejatinya dia menjadi Insan kamil yaitu manusia yang mulia karena sifat baiknya itu yang merujuk pada kitab-kitab nabi.
4. Dia yang Percaya Rasul
Rasul diutus kepurmakaan bumi ini guna untuk menyebar luaskan ajaran Islam (ajaran keselamatan) yang mana merupakan rahmatan lil’alamiin rahmat bagi seluruh alam.
Para rasul merupakan manusia pilihan Allah secara langsung sehingga menjadi panutan, contoh, dan tauladan hidup. Jadi kita harus mencontoh kehidupan para rasusl untuk menjadi orang baik, bukan artis korea yang cowoknya sangat cantik.
Sekali lagi bukan artis korea yang menjadi idola hidup kita melainkan para rasul yang sudah menjadi bukti sejarah bahwa kebaikan dalam hidup mereka membuahkan hasil yang manis. Jadi, percaya dengan rasul Allah lalu contoh segalanya yang baik dalam kehidupannya.
5. Dia yang Percaya Hari Akhir atau Hari Kiamat
Dunia bukanlah segalanya apalagi kekal selamanya pasti akan ada hari akhir. Karena yang muda pasti tua, cantik ganteng akan jelek keriput jua, air mengalir dari hulu ke hilir, matahari pasti terbenam, bulan juga akan berganti, bintang mulai redup, begitulah kehidupan juga akan ada ahkirnya yaitu mati.
Semua memiliki akhirnya masing-masing, tiada yang kekal. Sebagai muslim yang taat harus percaya dan menyakininya bukti dari keimanan kita.
Karena pasti semua ada ahkirnya, dia selalu berhati-hati dalam melakukan apapun seingga yang dilakukan adalah kebaikan.
“In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asaktum falaha,” Jika kamu berbuat baik maka kebaikan yang kamu terima, dan jika buruk maka buruk juga yang kamu terima.
6. Dia yang Percaya Takdir Baik dan Buruk
Perihal takdir terkadang beberapa orang mengatakannya dengan bahasa kebetulan, keberuntungan.
“Eh ucok, kebetulan kali jumpa kau, aku ada perlu amamu, pinjem duit dululah aku”.
“Kebetulan saya ada di sini, jadi sekalian saja aku kerjakan”.
“Beruntung kali aku hari ini, bangun tidur langsung ditraktir makan”.
Kalau dicerna dengan benar semua itu adalah takdir yang sudah tertulis sejak dalam rahim ibu. Takdir baik dan buruk, jodoh, rezki, kematian, semua sudah apik tersusun rapi. Hanya yakin dan percaya semua yang terjadi merupakan takdir Allah.
Jadi itu beberapa cara mengetahui kamu termasuk orang baik atau tidak. Nah jika dari kalian ada yang belum percaya dan menyakininya. Belum terlambat untuk memperbaikinya, mulailah dari sekarang juga.
Yuk jadi orang baik? Wallahu a’lam. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.