Oleh: Ainin Nadhiroh
Pengajar di Gresik
ainydjasmin@gmail.com
ADA ungkapan yang mengatakan bahwa umat yang baik adalah umat yang mengenal sejarah dan peradabannya. Tidak sedikit di antara kaum Muslimin yang tidak mengenal dengan baik sejarah panjang peradaban Islam. Salah satunya adalah peristiwa 3 Maret, tepatnya ditahun 1924.
Bencana besar yang menimpa peradaban mulia dengan keruntuhan penjaganya yaitu Daulah Islam. Sejarah itu telah terkubur oleh hiruk pikuk dunia. Luka di hati umat segera terhapus dengan banyaknya luka yang baru.
Persoalan menumpuk dan semakin ruwet, menambah kejumudan umat hingga sampai pada titik ‘umat sekadar bisa memikirkan kepentingan pribadi’ dan itupun semakin merosot dengan hanya memikirkan hajah seputar perut dan kelamin.
Sungguh miris, dengan hancurnya peradaban mulia, maka Allah SWT hinakan manusia hingga derajat asfala saafiliin (derajat yang paling rendah). Umat teraniaya dinista, dicoba dan dimatikan idealismenya, sebagian lain umat menganiaya dan menista diri sendiri dengan hubuddunya (cinta dunia)
Tanggal 3 Maret memang bukan hari ratapan. Ratapan itu tiada guna. Tetapi seharusnya kita gencar mengenalkan sejarah ini sebagai washilah untuk membangkitkan ghiroh umat yang tertimbun oleh reruntuhan peradaban.
Kita harus mengajak umat untuk.menyadari bahwa mereka memilki harta yang berharga, yaitu Mabda Islam (ideologi Islam). Mabda Islam bagai permata, sekalipun tertimbun akan tetap memiliki kilaunya.
Dan bila kita belajar hadis, tarikh, serta mengamati fakta, kita optimis bahwa hegemoni mabda yang menghancurkan peradaban Islam akan segera berganti. Bisyaroh Rasululloh SAW telah memberikan harapan bahwa umat ini akan kembali meraih kemulian.
Saat ini kita pun bisa melihat kapitalisme telah berada di jurang kehancuran. Dia tak ubahnya seperti manusia yang mengalami percepatan penuaan dengan berbagai penyakit, akibat gaya hidup yang merusak.
Kini, fajar kemenangan islam telah menyingsing. Peradaban Islam akan kembali terbit menyinari umat agar tidak jatuh ke lembah yang gelap dan berlumpur. Peradaban Islam akan memberi kehangatan dan menyuntikkan energi untuk bangkit kembali. Sebagaimana matahari, yang memastikannya terbit setiap pagi.
Demikian juga peradaban Islam, siapapun tak kan mampu menghalangi, karena Allah SWT telah menciptakan skenarionya. Tugas kita manusia hanyalah menjalankan kewajiban, menyiapakan diri dan umat untuk layak hidup dalam atmosfer peradaban mulia. Jadi janganlah berdiam diri, segera ambil bagian sebelum menyesal nanti. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.