PRANCIS—Kementerian Luar Negeri Prancis dikabarkan telah mengimbau media Prancis untuk tidak mengirim wartawannya ke Suriah.
Selain itu Kemenlu Prancis juga mendorong bagi wartawan yang sudah berada di Suriah untuk pulang secepatnya. Pasalnya aksi pertempuran kini tengah meningkat, khususnya di Ghouta Timur dan Afrin.
“Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan di Suriah, khususnya Ghouta Timur dan wilayah Afrin … kami akan berterima kasih jika Anda membatalkan rencana untuk pergi ke negara ini atau untuk mengirim reporter ke sana,” ujar Juru Bicara Kemenlu Prancis Agnes Von der Muhll dalam surat pernyataan yang dikirim kepada media di Prancis.
“Sebagaimana yang Anda ketahui, setiap perjalanan ke Suriah menimbulkan perasaan negatif dan bagi wartawan Prancis yang masih berada di Suriah diharapkan meninggalkan Suriah secepatnya,” ujar dia.
Imbauan Kementerian Luar Negeri Prancis tersebut datang setelah Kepala Staff Prancis Jenderal Francois Lecointre menyatakan bahwa Prancis memiliki perlengkapan yang mumpuni untuk melakukan intervensi militer di Suriah secara independen atau dengan Amerika Serikat (AS).
Presiden Emmanuel Macron mengatakan pada Senin (12/3/2018) bahwa Prancis akan siap untuk melancarkan serangan apabila ditemukan bukti yang kuat terdapat penggunaan senjata kimia untuk membunuh masyarakat sipil di Suriah.
“Hari di mana kami, bersama dengan Amerika Serikat, memiliki bukti yang kuat bahwa garis merah telah dilanggar – penggunaan senjata kimia – kami akan melakukan apa yang Amerika Serikat telah lakukan beberapa bulan yang lalu; kami akan menempatkan diri kami di posisi yang siap untuk melakukan serangan,” ungkap Macron dalam kunjungannya ke India.
Pekan lalu, komisi penyelidikan PBB mengeluarkan laporan yang menyatakan rezim Bashar al-Assad melakukan kejahatan perang di Ghouta Timur, sebuah wilayah kekuasaan oposisi di daerah pinggiran Damaskus. Tentara rezim menggunakan senjata kimia untuk menyerang masyarakat sipil, menimbulkan kelaparan dan pencegahan evakuasi medis. []
SUMBER: ANADOLU