Oleh: Raidah Athirah
Penulis, Kontributor Islampos, Tinggal di Polandia
KALI ini saya nulis status curhat. Dunia per’ bulean’ memang tidak pernah sunyi dibicarakan. Dan satu hal paling mengesankan untuk menjadi bumbu (cerita) adalah membicarakan para istri bule yang (katanya) banyak duit itu. Sampai di sini saya tengok dulu isi kulkas. Sebenarnya bukan cuma istri bule, orang-orang yang tinggal di luar sering kena tindakan ‘kepo’ dari saudara di tanah air. Sah-sah saja ya asal jangan berlebihan hehehe …
Padahal belum tahu mereka gimana rasanya dorong stroller melewati tumpukan es dan angin kencang menerbangkan mimpi hihihi. Belum lagi langit seharian gelap tak ada senyum. Tapi namanya hidup harus selalu move on, dong! Aisha memandang wajah emaknya setelah memberitahukan perkiraan cuaca kalau hujan seharian dan udara berada di 12 derajat. Brrrrrr dingiiiin. Aktivitas berpetualang dibatalkan sepihak sama emak Aisha.
Mari kita kembali ke topik yang sesungguhnya yakni stereotipe yang melekat pada semua wanita yang menikah dengan orang asing yang sudah kadung dipanggil bule, terserah mau bule Arab, bule Amrik, bule Eropa atau mungkin bule-bulean semua sama saja ‘banyak duit’.
Well, namanya hidup dimana-mana sama; penuh perjuangan dan air mata heheheh gaya melankolis. Jangankan mikirin ‘Hermes’, justru realitanya ‘ngenes’. Apalagi yang punya bayi ditambah musim dingin maka bersiap-siaplah berakrobatik ria dengan segala atribut musim dingin. Hanya untuk buang sampah mak hihihi… Urutannya, emak dulu yang make jaket, syal bila perlu, kaos kaki anti hipotermia, trus dandani bayi dari diaper sampe topi kupluk salah kostum akibatnya fatal.
Belum lagi kalau musim hidung meler dan isi ruangan tak berbentuk maunya langsung medi pedi apa daya harga selangit, tangis bayi harus dikasihani, dan perut yang minta diisi. Itulah mengapa banyak emak yang tinggal di luar yang jago masak bahkan pandai menulis hehehe apa hubungannya? Makanya kebanyakan emak-emak tak ada yang bisa dipamerin selain foto makanan dan tulisan pengalaman hidup dari negeri kulkas.
Tapi saya pribadi menganggap stereotipe ini bersifat positif. Ya, kalau dibilang banyak duit anggap aja doa dan dibilang beruntung Alhamdulillah. Asal jangan kepo berlebihan, mohon maaf saya hanya ibu rumah tangga.
Sekian curhat saya mulai dari Hermes sampai ngenes, musim dingin sampai hidung meler. Angin kencang ampe panas nyengat. Alhamdulillah itulah lika-liku hidup. []