PADA 22 Maret 1935 pemerintah Iran mengganti nama negara yang awalnya bernama “Persia” menjadi “Iran.” Pada tahun yang sama, pemerintah Iran mengirim surat kepada Negara-negara lain yang memberitahukan bahwa “Persia” telah berganti nama menjadi “Iran.”
Saran penggantian nama tersebut datang dari duta besar Iran untuk Jerman, yang masih berada di bawah pengaruh Nazi.
Saat itu Jerman berada dalam cengkeraman demam rasial dan membina hubungan baik dengan bangsa-bangsa berdarah “Arya.” Dikatakan bahwa dubes Iran tersebut membujuk “Persia” agar segera ganti nama dengan munculnya Reza Shah. Dengan perubahan nama tersebut, Persia telah mengubah lembaran baru dalam sejarahnya dan telah melepaskan diri dari pengaruh Inggris dan Rusia.
Ini tidak hanya memberi sinyal awal yang baru dan membawa pulang dunia ke era baru dalam sejarah Iran, tetapi juga akan menandakan ras Aria dari penduduknya, karena “Iran” adalah tempat yang sama dengan “Aryan” dan berasal darinya.
Kementerian Luar Negeri Iran mengirimkan surat edaran ke semua kedutaan asing di Teheran, meminta agar negara itu mulai disebut “Iran.” Kehormatan diplomatik diwajibkan, dan nama “Iran” mulai muncul dalam korespondensi resmi dan berita.
Pada awalnya “Iran” terdengar asing (untuk non-Iran), dan banyak yang gagal mengenali hubungannya dengan Persia. Beberapa (Negara Barat) berpikir bahwa itu mungkin salah satu negara baru seperti Irak dan Yordania yang dibentuk dari reruntuhan Kekaisaran Ottoman.
Banyak pula yang berpikir “Iran” adalah sebuah negara di Afrika atau Asia Tenggara yang baru saja diberikan kemerdekaan; dan tidak sedikit orang yang bingung dengan Irak, yang merupakan entitas baru.
Seiring waktu berlalu dan sebagai sejumlah peristiwa, seperti invasi Sekutu Iran pada tahun 1941 dan nasionalisasi industri minyak di bawah Perdana Menteri Dr Mohammad Mosaddeq, sehingga menempatkan “Iran” dalam berita utama. Sehingga nama “Iran” menjadi diterima secara umum, dan “Persia” menjadi tidak digunakan. []
SUMBER: IRANCHAMBER