SURIAH—Anak pengungsi Suriah dan Irak telah membangun kota virtual mereka. Karya tersebut dibuat di sebuah kamp pengungsian di Turki tenggara, sebuah negara yang menjadi tuan rumah bagi sejumlah besar pengungsi di seluruh dunia.
Mohamed Kteish, 16, bercita-cita menjadi seorang arsitek. Ia menghabiskan waktu luangnya membuat model bangunan dari kertas di atap rumahnya. Namun ketika perang dimulai, dia pindah ke bengkel ayahnya, Aboutislam melaporkan pada Ahad (25/3/2018).
Hingga pada akhirnya Kteish tak bisa pergi ke sekolah akibat peperagan dan menghabiskan waktunya membuat model kota kelahirannya. Dia menciptakan kembali bangunan terkenal Aleppo dan memadukannya dengan arsitektur modern untuk menciptakan kota futuristik.
Pada 2015, Mohammed dan keluarganya terpaksa melarikan diri ke Turki, tetapi dia menolak untuk menghapus mimpinya dan terus membuat model kota virtual.
Sekarang mimpi-mimpi itu telah menjadi proyek realitas maya yang disebut “Future Aleppo”, dengan bantuan produser transmedia Alex Pearson yang dia temui pada tahun 2016.
Proyek kecil Kteish ini tenyata masuk pada sebuah acara festival internasional. Dengan dukungan dari UNHCR, Badan Pengungsi PBB, Mohammed bisa mengadakan lokakarya dengan anak-anak sekolah pengungsi Suriah dan Irak.
Di bawah bimbingannya, anak-anak membuat bangunan dari kertas, yang diubah menjadi kota virtual yang kemudian dapat mereka lihat melalui headset.
“Lokakarya ini sangat penting bagi kami karena, di masa depan, kami akan kembali negara kami dan membangunnya kembali,” kata Mohammed kepada UNHCR
Dia masih berharap untuk belajar arsitektur sehingga, suatu hari, ia dapat mengambil bagian dalam pembangunan kembali Aleppo. []
SUMBER: ABOUTISLAM