RIYA adalah perilaku di mana seseorang melakukan ibadah atau amal kebaikan bukan karena Allah, melainkan untuk mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain. Dalam Islam, riya termasuk dalam kategori syirik kecil yang dapat merusak pahala ibadah. Rasulullah ï·º memperingatkan bahwa riya adalah salah satu penyakit hati yang harus dihindari oleh setiap Muslim. Berikut adalah beberapa ciri-ciri orang yang riya dalam beribadah:
1. Beribadah dengan Niat Ingin Dilihat Orang Lain
Seseorang yang riya biasanya melakukan ibadah bukan karena keikhlasan kepada Allah, tetapi agar orang lain melihat dan mengagumi kesalehannya. Misalnya, seseorang yang sengaja membaca Al-Qur’an dengan suara lantang hanya agar dipuji sebagai orang yang fasih.
BACA JUGA:Â Inilah 5 Contoh Dosa Jariyah dan Cara Menghindarinya
2. Bersemangat Beribadah Hanya di Depan Orang Lain
Orang yang riya cenderung rajin beribadah ketika ada orang lain yang melihatnya, tetapi ketika sendirian, ia lalai dan malas. Misalnya, seseorang yang selalu shalat dengan khusyuk saat berada di masjid, tetapi ketika sendirian di rumah, ia melaksanakan shalat dengan cepat dan asal-asalan.
3. Senang Dipuji atas Ibadahnya
Orang yang riya merasa senang dan bangga ketika mendapat pujian atas ibadah atau amalnya. Ia merasa kecewa atau tidak bersemangat beribadah jika tidak ada yang memuji atau menghargainya.
4. Memperindah Ibadah Hanya Saat Diperhatikan
Seseorang yang riya akan berusaha terlihat lebih khusyuk dan khidmat dalam ibadahnya ketika ada orang lain yang melihatnya. Contohnya, seseorang yang memperlama rukuk dan sujud saat shalat di depan umum, tetapi melakukannya dengan cepat saat tidak ada yang melihat.
5. Mengutamakan Ibadah yang Tampak dan Mengabaikan yang Tidak Tampak
Orang yang riya cenderung lebih fokus pada ibadah yang bisa dilihat orang lain, seperti shalat berjamaah di masjid atau bersedekah secara terbuka, tetapi mengabaikan ibadah yang sifatnya tersembunyi, seperti doa di sepertiga malam atau sedekah secara diam-diam.
6. Kecewa Jika Ibadahnya Tidak Diketahui Orang Lain
Seseorang yang riya merasa kecewa atau tidak puas jika amal ibadahnya tidak diketahui atau tidak dihargai oleh orang lain. Misalnya, seseorang yang bersedekah dalam jumlah besar akan merasa rugi jika tidak ada yang mengetahuinya.
7. Menggunakan Ibadah untuk Mencari Popularitas atau Keuntungan Dunia
Beberapa orang yang riya menjadikan ibadah sebagai alat untuk mendapatkan kedudukan, kekayaan, atau pengaruh di masyarakat. Mereka melakukan ibadah agar dianggap sebagai orang alim, dihormati, atau mendapatkan keuntungan duniawi lainnya.
Bahaya Riya dalam Beribadah
- Merusak pahala ibadah, karena ibadah yang dilakukan bukan karena Allah tidak akan diterima.
- Termasuk syirik kecil, yang jika dibiarkan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesyirikan yang lebih besar.
- Menumbuhkan sifat munafik, karena seseorang hanya beribadah untuk kepentingan dunia, bukan karena kecintaan kepada Allah.
BACA JUGA:Â Perbedaan Ibadah Riya dan Ibadah Ikhlas
Cara Menghindari Riya
- Menyadari bahwa semua amal ibadah harus dilakukan semata-mata karena Allah.
- Berdoa kepada Allah agar diberikan keikhlasan dalam beribadah.
- Melakukan amal secara tersembunyi tanpa perlu diketahui orang lain.
- Tidak terlalu berharap pujian dari manusia, karena ridha Allah lebih utama.
Riya adalah penyakit hati yang berbahaya dan dapat merusak keikhlasan dalam beribadah. Oleh karena itu, setiap Muslim harus selalu introspeksi diri dan berusaha menjaga niat agar tetap tulus dalam beribadah hanya karena Allah SWT.