RISET yang dilakukan oleh UNESCO dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) beberapa tahun lalu menunjukkan kalau ASEAN termasuk negara-negara dengan minat baca paling rendah. Sementara di Indonesia sendiri rata-rata warga membaca kurang dari 1 buku setiap tahunnya. Padahal membaca buku bisa memberikan banyak manfaat tak terduga selain bertambahnya pengetahuan.
Nah, masih dalam rangka Hari Buku sedunia (23/4/2018), yuk, intip sisi lain dari buku yang mungkin menarik untuk diketahui.
Dikumpulkan dari berbagai sumber, inilah beberapa fakta unik tentang buku yang mungkin belum kita ketahui.
[bs_smart_list_pack_start][/bs_smart_list_pack_start]
Zaman dulu ada sampul buku yang terbuat dari kulit manusia
Beberapa abad yang lalu buku biasa disampul dengan kulit manusia. Praktik ini disebut anthropodermic bibliopegy. Menurut mantan direktur perpustakaan University of Kentucky, Lawrence S. Thompson kepada The Harvard Crimson, praktik ini bisa ditelusuri hingga ke abad 16 sampai 17. Pada masa itu, jurnal yang berisi data-data para kriminal umumnya dijilid dengan kulit mereka sendiri. Kulit ini biasanya diambil setelah sang narapidana dieksekusi.
Hingga saat ini beberapa perpustakaan terkemuka masih menyimpan sejumlah buku kuno yang berhias sampul kulit manusia. Salah satunya adalah Des destinees de l’ame karya Arsene Houssaye yang tersimpan di perpustakaan Harvard University. Menurut keterangan tertulis dalam sampul buku yang sudah diuji keasliannya ini, kulit yang digunakan adalah milik seorang pasien sakit jiwa tak dikenal.
Buku mewarnai pernah jadi best seller di tahun 2015
Menurut daftar best seller Amazon, tiga dari sepuluh buku terlaris tahun 2015 adalah buku mewarnai untuk dewasa. Buku mewarnai yang ditujukan untuk konsumen dewasa memang hits sepanjang tahun 2015, ditandai dengan larisnya buku Secret Garden: An Inky Treasure Hunt and Coloring Book karya Johanna Basford.
Hobi mewarnai ini diklaim mampu meredakan stres dan sudah digunakan sebagai sarana terapi oleh para psikiater sejak berabad-abad lalu.
Buku kuno terbesar di dunia terletak di Myanmar
Buku kuno paling besar di dunia ternyata terletak di Asia Tenggara. Buku ini berada di Pagoda Kuthodaw yang dibangun di kaki Bukit Mandalay, Myanmar. Buku yang berisi poin-poin kebijakan Buddha ini jadi yang terbesar di dunia karena tersebar di halaman kompleks pagoda.
Buku itu terdiri dari 1.460 halaman yang disatukan menjadi 729 lempeng tablet. Masing-masing memiliki lebar 107 cm dan panjang 153 cm. Masing-masing tablet dinaungi cungkup-cungkup putih yang memenuhi halaman.
Kolombia punya perpustakaan keledai, Kenya punya perpustakaan unta
Luis Soriano, seorang guru sekolah dasar di La Gloria, Kolombia mendirikan perpustakaan unik yang diberi nama Biblioburro. Konsep perpustakaan yang satu ini adalah mengantarkan sumber bacaan kepada anak-anak dengan keledai peliharaannya di rumah. Soriano memutuskan untuk mengantarkan buku dan mengajar anak-anak di rumah masing-masing demi memberikan akses terhadap ilmu kepada mereka. Pasalnya kebanyakan anak-anak ini tidak mengenyam pendidikan karena diharuskan bekerja membantu keluarga sejak usia dini.
Sementara itu di Kenya justru unta yang dijadikan sebagai sarana untuk mengantarkan sumber informasi kepada anak-anak. Kenya National Library Service membuat program perpustakaan keliling untuk merambah desa-desa terpencil dan komunitas nomaden di Kenya. Dan untuk menyiasati keterbatasan dana yang ada, institusi ini memanfaatkan tenaga unta alih-alih kendaraan bermotor. Unta-unta ini dibekali pelana dengan kotak kayu di kedua sisinya yang penuh berisi buku bacaan dan tikar. Kemudian unta-unta tersebut melakukan perjalanan bersama para pustakawan melintasi padang pasir yang tandus. Unta-unta ini kemudian mampir ke komunitas-komunitas nomaden dan sekolah terpencil di gurun pasir untuk meminjamkan buku kepada anak-anak atau orang dewasa.
[bs_smart_list_pack_end][/bs_smart_list_pack_end]
Itulah beberapa fakta unik dan menarik yang menguak sisi lain buku. []