Oleh : Hastuti Yubhar
Pengusaha, Pemerhati Masyarakat
hastuti.yubhar@gmail.com
DEWASA ini fungsi keluarga sudah mulai hilang. Banyak keluarga tidak lagi memerankan fungsinya. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat bertemunya ayah,ibu, dan anak sekarang layaknya sebuah ‘terminal’ untuk perjalanan berikutnya.
Setidaknya ada delapan fungsi keluarga yang sekarang ini mulai luntur dalam keluarga-keluarga kita, di antaranya:
1 Fungsi reproduksi
Keluarga yang dibangun melalui lembaga suci pernikahan, dimaksudkan untuk melahirkan keturunan yang sah. Namun saat ini, makin banyak keluarga yang tidak mampu melaksanakan fungsi ini. Selain faktor takdir Allah SWT, gaya hidup tak sehat, memicu kegagalan pasangan suami-istri mendapatkan keturunan.
BACA JUGA: Tips Profetik, 5 Resep Keharmonisan Keluarga
Di sisi lain, keluarga makin membatasi jumlah keturunan karena adanya kekhawatiran-kekhawatiran seperti: biaya persalinan mahal, biaya pendidikan anak mahal, dan malu kalau banyak anak. Terlebih kaum perempuan, makin banyak yang enggan hamil, melahirkan dan menyusui anak karena sibuk berkarier atau takut merusak keindahan tubuhnya.
2 Fungsi ekonomi
Terbentuknya keluarga, berarti terwujudnya kesatuan dan kemandirian ekonomi. Keluarga mendapatkan harta dan membelanjakan untuk memenuhi keperluan seluruh anggota keluarga sehingga terwujud kesejahteraan. Namun, fungsi ini kerap sulit dilakukan sebuah keluarga manakala problem akses terhadap sumber-sumber ekonomi tertutupi. Tak heran bila masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Jelas, ini sangat mengganggu terwujudnya keluarga bahagia dan sejahtera.
3 Fungsi edukasi
Keluarga haruslah menjadi tempat pertama dan utama dalam mendidik anak hingga cerdas dan bertakwa. Tapi, fungsi ini hampir seluruhnya dialihkan ke sekolah. Dengan alasan ayah ibu sibuk bekerja di luar rumah. Tak hanya bagi para wanita karier, ibu-ibu yang notabene tidak bekerja pun, sibuk dengan urusan diri seperti belanja, ke salon, senam, nonton televisi atau sekadar ngerumpi.
4 Fungsi sosial
Potret sebuah keluarga mencerminkan status sosial, Namun, kini makin banyak keluarga yang cuek dengan masing-masing anggota keluarganya, apakah berperilaku baik atau buruk. Ketika anak berperilaku tak terpuji, nama baik orang tua hancur. Seperti anak terlibat narkoba, hamil di luar nikah atau melakukan tindak kriminalitas.
5 Fungsi protektif
Keluarga memiliki peran untuk melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis dan psikososial.
6 Fungsi rekreatif
Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para anggotanya. Jadikan rumah sebagai sumber kebahagiaan. Karena itu, ciptakan keluarga yang penuh tawa canda dan keceriaan. Namun kini banyak masalah malah berawal dari dalam rumah.
7 Fungsi afektif
Keluarga adalah tempat bersemainya cinta kasih, empati dan kepedulian. Tumbuhkan kasih sayang antar anggota keluarga. Meski hal ini fitrah, namun banyak yang sudah mengabaikannya.
BACA JUGA: Doa Rasulullah untuk Keluarga Nusaibah
Banyak keluarga yang begitu formal, tanpa ada getar-getar kasih sayang dalam interaksinya. Ayah yang lelah seharian bekerja, hanya menjadikan rumah tempat tidur semata. Anak-anak yang sudah tumbuh remaja dan menemukan dunianya sendiri, menjadikan rumah sekadar tempat singgah. Tak ada rasa kangen bila jauh dari ayah ibunya, melainkan hanya kangen dengan materinya (uang saku).
8 Fungsi relijius
Keluarga hendaknya memberikan pengalaman keagamaan kepada para anggota. Anak-anak dididik agama sejak dini, ayah menjadi imam dan ibu mengenalkan anak-anak pada generasi sahabat. Ayah dan ibu menjadi penyampai ajaran Islam, anak-anak menjadi sasaran pertamanya. Begitulah idealnya. Namun, betapa banyak keluarga yang tak lagi menjadikan agama sebagai pondasi dalam interaksi, melainkan nilai-nilai liberal. Seperti keluarga yang mengabaikan aspek spirutual, membebaskan anaknya memilih sendiri agamanya, atau menyekolahkan anak ke sekolah beda agama. Jelas ini tidak sejalan dengan fungsi relijius.
Itulah kedelapan fungsi keluarga yang saat ini terabaikan, dan semua itu tidak lepas dari peran negara, ketika negara menjaga fungsi keluarga dengan semua aturan dan undang-undangnya, maka kita sebagai seorang Muslim bisa membantu dengan mengembalikan fungsi sebuah keluarga di dalam Islam. Dengan standar perbuatan adalah hukum Allah maka InsyaAllah akan terbentuk sebuah keluarga yang ideal “keluarga samawa.” []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.