KEHIDUPAN berumah tangga, selalu penuh dengan dinamika. Pada saat pengantin baru, rasanya hanya bahagia dan sangat bahagia. Namun seiring berjalannya waktu, aneka rasa mulai mengemuka.
Bahkan suatu ketika harus melewati roller coaster kehidupan berumah tangga, sampai pada titik puncak ketegangannya. Di saat itu, banyak kalangan suami istri yang mulai mempertanyakan ulang tentang kebersamaan mereka, patitkah dipertahankan, atau segera diakhiri. Tidak jarang yang mengambil keputusan emosional : cerai.
BACA JUGA: 3 Kunci Bahagia Sehidup Sesurga bersama Keluarga
Sesungguhnya ada sangat banyak sumber motivasi yang bisa menjadi energi untuk mempertahankan keutuhan dan keharmonisan keluarga anda.
Masing-masing memiliki kekuatan yang berbeda-beda dalam seberapa besar kemampuan mempertahankan keutuhan keluarga. Di antaranya adalah hal-hal berikut ini.
1 Cinta Surga, Takut AdzabNya
Cobalah anda ingat, apa motivasi mendasar yang mendorong anda melakukan pernikahan? Anda ingin hidup bahagia dunia akhirat, begitu bukan? Bahagia dunia, bahagia akhirat.
Surga dunia, surga akhirat. Selamat dunia, selamat akhirat. Sukses dunia, sukses akhirat. Begitu kan? Nah, cobalah perkuat sisi cinta surga dan takut adzab Allah, dunia akhirat.
Rasulullah SAW memberi motivasi para sahabat di medan perang di antaranya dengan surga. Ini adalah sebuah motivasi yang sangat kuat dalam diri manusia.
Imam Muslim meriwayatkan bahwa saat perang Uhud berkecamuk Rasulullah saw bersabda, “Bangkitlah kalian menuju surga yang seluas langit dan bumi”.
Umair bin Hamman Al Anshari bertanya, “Ya Rasulullah, apakah surga itu seluas langit dan bumi?”
Jawab Rasulullah, “Benar! “
“Sungguh beruntung, sungguh beruntung!”
“Apakah yang mendorongmu berkata demikian?” tanya Nabi.
“Aku berharap, semoga aku dapat masuk kedalamnya” jawab Umair. Sabda Rasulullah, “Engkau termasuk orang yang masuk ke dalamnya.”
Kemudian ia mengeluarkan beberapa biji kurma dari sakunya untuk dimakan. Setelah itu berkata, ‘jika aku tunggu sampai habisnya buah kurma ini berarti terlalu aku lama menunggu. Kemudian ia melemparkan buah kurma itu dan ia berangkat perang hingga terbunuh.
Sewaktu pasukan Islam sedang berhadapan dengan musuh, Abu Bakar bin Abu Musa Al Asy’ari menyampaikan riwayat dari ayahnya bahwa Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya pintu surga itu ada di bawah naungan pedang.” Ada seorang pemuda yang tampak tidak tertarik, ia bangkit dan bertanya, “Hai Abu Musa Al Asy’ari, apakah engkau benar-benar mendengar Rasulullah bersabda demikian?”
“Ya, benar!” jawab Abu Musa.
Kemudian pemuda itu balik menuju kawan-kawannya dan berkata, “Aku kemari hanya untuk mengucapkan selamat tinggal saja kepada kalian”. Setelah itu ia patahkan sarung pedangnya dan segera maju ke barisan musuh dengan pedang sampai ia mati sebagai syahid.
Dua kisah di atas adalah contoh dalam peperangan, bahwa kecintaan kepada surga mampu mendorong dan melejitkan motivasi kaum muslimin untuk bangkit dan melakukan perjuangan.
Demikian pula kejadian dalam kehidupan kerumahtanggaan, salah satu bahan bakar yang menyelakan lentera motivasi adalah kecintaan kepada surga serta takut akan adzab Allah di neraka.
Ketika seorang suami memimpin rumah tangga, ia takut berlaku zhalim kepada anak dan isterinya, karena ia sangat ingin masuk surga. Ia khawatir kalau berperilaku jelek, akan menyebabkan masuk neraka. Demikian pula seorang isteri yang cinta surga, akan berlaku baik dalam rumah tangga. Ia takut kalau Allah murka kepadanya karena pembangkangan kepada suami.
2 Amal Spiritual
Ada sangat banyak aktivitas spiritual atau ibadah yang akan menenteramkan jiwa anda. Berdzikir, mengingat Allah sepanjang waktu, adalah amal spiritual yang akan menenangkan jiwa, menjauhkan dari kegelisahan dan kekacauan perasaan.
Jiwa menjadi tenang dan tenteram dengan dzikrullah. Hati menjadi nyaman karena selalu mengingat Allah dalam semua kondisi. “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tenang”.
Anda membaca Al Qur’an, mentadaburi makna ayat-ayat yang tengah anda baca, sembari merenungkan kehidupan yang tengah anda jalani, adalah bagian dari bahan bakar spiritual. Allah SWT berfirman,
“Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.” (QS Adz Dzariyat: 51).
Kewajiban kita hanyalah beribadah kepada Allah, dalam segenap langkah kehidupan kita. Selanjutnya, mencetak generasi baru untuk beribadah kepadaNya, agar risalah kebenaran senantiasa ditegakkan di sepanjang zaman.
Artinya, misi hidup anda bukanlah untuk bersenang-senang, namun untuk melakukan perjuangan dalam kerangka ibadah kepadanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah agama Allah niscaya engkau akan mendapati Allah dihadapanmu, kenalilah Allah dalam keadaan lapang niscaya Dia akan mengenalmu ketika kamu dalam keadaan susah, ketahuilah apa yang ditaqdirkan tidak akan mengenaimu niscaya tidak akan kau dapatkan, dan apa yang ditaqdirkan menimpamu tidak akan meleset, ketahuilah kemenangan itu dengan kesabaran, kelapangan itu bersama kesusahan dan kemudahan itu bersama kesulitan.”
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita sikap hidup yang senantiasa dekat dengan Allah dalam segala keadaan. Semestinya anda tidak perlu terjebak dalam kesempitan urusan hidup berumah tangga, apabila senantiasa memiliki kedekatan dengan Allah.
Pada kondisi dimana anda bertepuk sebelah tangan, anda ingin berlaku baik kepada pasangan tetapi disalahpahami, anda ingin membahagiakan pasangan tetapi tidak ditanggapi, anda ingin bermesraan dengan pasangan tetapi merasa tidak diperhatikan, maka ingatlah anda masih memiliki tempat untuk mencurahkan semua kesedihan anda: kepada Allah!
Suatu ketika anda merasa dizhalimi, suatu saat anda merasa disakiti dan dianiaya oleh pasangan anda, dan anda tidak berdaya menghadapinya.
Suatu saat anda merasa dikasari fisik dan perasaan anda, suatu ketika anda merasa dilecehkan dan dihina pasangan anda, pada kondisi seperti itu ingatlah bahwa anda memiliki Allah yang siap untuk mendengarkan keluhan anda, yang siap menyembuhkan luka hati anda, yang siap mengabulkan doa anda, yang siap memberikan pahala besar atas kesabaran dan kaikhlasan anda menghadapi perilaku pasangan anda. Maka, pengorbanan anda tidak akan pernah sia-sia di sisi Allah.
3 Kejadian dan Pengalaman
Ada banyak pesan moral yang bisa kita dapatkan dalam kehidupan keseharian. Cobalah sesekali anda perhatikan kehidupan masyarakat desa yang jauh dari keramaian ibukota, yang hidup mereka teramat sangat sederhana, namun teramat banyak kebahagiaan bisa mereka dapatkan dalam rumah tangga.
Untuk bisa mendapatkan kebahagiaan hidup berumah tangga, rupa-rupanya, tidak harus menempuh pendidikan tinggi. Lalu bagaimana dengan anda yang mengenyam bangku pendidikan tinggi?
Semestinyalah anda lebih bisa menikmati kebahagiaan hidup berkeluarga, karena relatif lebih mengerti secara teoritis, tentang bagaimana harus membangun rumah tangga.
4 Keluasan Wawasan dan Ilmu Pengetahuan
Perbanyaklah ruang bagi penambahan ilmu anda. Secara intelektual, banyak wacana yang bisa menghantarkan anda menuju kebangkitan motivasi. Misalnya Anda bisa menemukan banyak hal baru dari membaca dan mendengarkan ilmu. Semestinya kita tidak boleh berhenti belajar, justru karena kita senantiasa menghajatkan kebaruan dalam kehidupan.
Terkadang kita membaca buku, yang dengan itu terbangkitkanlah motivasi hidup kita. Teramat banyak hal yang belum kita ketahui, padahal ia sangat penting bagi kebaikan hidup berumah tangga. Dengan banyak menambah wawasan, akan semakin terbukalah cakrawala pemikiran, yang membuat kita tidak sempit hati menghadapi permasalahan kehidupan berkeluarga.
Cobalah anda ke toko buku bersama pasangan anda, dan carilah berdua buku-buku yang sekiranya akan menjadi bahan bakar bagi lentera motivasi anda, sejak dari buku-buku agama, psikologi, manajemen hidup, biografi tokoh, sampai hal-hal ringan seperti buku resep masakan dan cara menata taman.
Cobalah mengikuti seminar dan pelatihan keluarga, parenting, couple, untuk mendapatkan penyegaran dan peremajaan cinta bersama pasangan.
Cobalah berdialog, berdiskusi dengan berbagai kalangan pakar, untuk memperluas cakrawala pemikiran dan wawasan anda tentang pengelolaan keluarga dari berbagai sisinya. Bisa pula anda berdua mengikuti sesi bimbingan dan coaching keluarga, agar mendapatkan penguatan dan pencerahan bagi wacana intelektual anda.
BACA JUGA: 8 Tujuan Menikah dan Berkeluarga
Kadang-kadang sebuah keluarga berada dalam jurang kehancuran dan seperti tidak menemukan jalan keselamatan. Pada titik tertentu, jawaban-jawaban intelektual yang didapatkan dari berbagai referensi sangat bermanfaat untuk membantu mereka keluar dari krisis.
Sejumlah teori dan manajemen kehidupan, diperlukan untuk membantu keluarga dalam menemukan kebahagiaan dan menjaga keutuhan rumah tangga. Dengan berbekal luasnya ilmu dan pengetahuan, akan memudahkan suami dan isteri untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan ilmiah.
Maka, jangan pernah lupa, asah terus sisi intelektual anda. []
BERSAMBUNG
SUMBER: PAKCAH