DALAM taaruf, kamu dilarang berbohong dan wajib menceritakan dirimu apa adanya, di daftar biodata. Kamu bahkan bisa mendapatkan beberapa hal yang bisa menjelaskan siapa calonmu itu sebenarnya, seperti: karakter (sifat baik dan sifat buruk) mu atau bahkan penyakit yang pernah diderita. Pada saat taaruf, justru kamu akan lebih banyak mengetahui tentang calonmu. []
7. Perantara atau Mediator
Perantara atau mediator sangat dibutuhkan dalam taaruf. Kamu tidak bisa berdua saja. Mengapa?
a. Tidak dapat memberikan lebih banyak informasi tentang dia.
Kalau cuma berdua saja, bisa jadi kamu merasa grogi sehingga tidak jadi menanyakan segala hal yang ingin kamu tanyakan kepada calon pasangan hidupmu.
Ya, kamu sudah menyiapkan bahan pertanyaan, tapi rasa grogi mengalahkan itu semua. Atau, kamu merasa tidak enak menayakannya, takut dia tersinggung dan sebagainya. Padahal jelas-jelas pertanyaan-pertanyaan itu wajib kamu tanyakan.
BACA JUGA:Â Proses Taaruf
b. Rentan terhadap Kebersihan Hati
Kalau cuma berdua, semua hal bisa terjadi. Artinya kata-kata yang seharusnya tidak terlontar ketika baru taaruf pun bisa terlontar. Apalagi yang laki-laki, sudah takdir kalau laki-laki paling jago membuat rayuan gombal.
Rayuan itu tidak ada salahnya dilontarkan, tapi nanti kalau sudah ijab sah. Kalau belum? Eits, tunggu dulu! Kalau tidak menunggu, bisa mengotori kebersihan hati.
c. Tidak Tegas
Seorang perantara akan memberikan jangka waktu kepada calon pasangan suami-istri yang sedang bertaaruf; kapan deadline taaruf, kapan taaruf selanjutnya, kapan pertemuan dengan orangtua, kapan lamaran,dan sebagainya.
Semuanya jadi jelas dan tidak akan berlama-lama. Berbeda kalau kamu taaruf berdua saja, kamu dan si calon bisa menjadi tidak tegas dalam menentukan deadline taaruf, jadwal taaruf selanjutnya, pertemuan dengan orangtua, lamaran dan sebagainya.
8. Plus-Minus
Pacaran sembilan tahun, tapi tidak jadi menikah dan ternyata malah menikah dengan orang lain? Wah, sakit banget kan? Berikut ini adalah kekurangan hubungan bernama pacaran:
a. Membuang Waktu
Kalau kamu tahu bahwa ternyata kamu menikah dengan si B, dan bukan si A yang dulu menjadi pacarmu selama sembilan tahun, maka lebih baik dari dulu kamu pacran dengan si B.
Sayang bukan, kalau ternyata waktu sembilan tahunmu itu hanya kamu gunakan untuk mengenal si A yang ternyata tidak jadi menikah denganmu?
BACA JUGA:Â Bagaimana Cara Taaruf Sesuai Syariat Islam?
Saat taaruf, kamu tidak akan membuang waktu seperti itu. Waktu taaruf amat dibatasi, sehingga apabila proses taaruf mengalami kegagalan, kamu tidak akan membuang waktu sampai bertahun-tahun.
b. Membuang Uang
Lazimnya saat pacaran, ada acara jalan-jalan bersama sang doi, apakah itu ke mall, nonton di bioskop, minum kopi di kafe, bahkan mentraktir si doi food court, minimal membelikan donat. Semua itu butuh ongkos.
Belum lagi memberikan hadiah bila pacar ulang tahun dan beli pulsa demi bisa sering-sering menelepon atau mengiri sms ke doi. Eh, begitu putus pacaran, semua hadiah dikembalikan, yang lebih parah malah dibuang, karena tidak mau mengingat-ingat mantan pacar lagi.
Hmmm..cukup banyak juga biaya yang terbuang ya? Coba kalau uang itu ditabung untuk biaya menikah? Lebih bermanfaat bukan? Tapi pacaran, sudah keluar uang banyak, ternyata tidak jadi menikah dengan si dia.
Bagaimana dengan taaruf? Tentu saja kamu tidak perlu keluar uang sepeserpun, kecuali mungkin uang untuk membuat biodata atau cetak foto, hehe. Namun, tidak semua gaya taaruf memakai biodata dan foto. Ada juga yang langsung berkenalan. Intinya, taaruf tidak memakai biaya terlalu banyak.
c. Membuang Tenaga
Mengantar si doi ke mana-mana, sudah tentu butuh tenaga. Apalagi kalau mengantar belanja, ditambah disuruh untuk bawa barang ini dan itu. Wah, capek banget kan?
Taaruf? Ya, tidak dong. Kamu dilarang mengantar si dia ke mana-mana kalau baru taaruf.
d. Korban Perasaan alias Buat Kamu Jadi Baper
Semua juga tahu, saat pacaran kita harus berkorban perasaan. Pas kangen, pas cemburu, pas sedih, dan lain-lain. Aduh, sungguh sangat sayang jika perasaan itu tidak diberikan ke orang yang tepat, seperti istri atau suami. Apalagi kalau kita yang jadi korban putus cinta. Wah, jadi sakitnya tuh di sini kan?
BACA JUGA:Â Bagaimana Cara Taaruf Sesuai Syariat Islam?
Kalau Taaruf? Memang saat taaruf, kita juga mungkin akan mengalami korban perasaan saat taarufmu gagal. Tapi cuma sedikit dan sebentar kok, dan Insha Allah tidak akan berlarut-larut.
Sebab, taaruf ini niatnya memang karena Allah untuk menyempurnakan agama alias menikah, maka rasa sakit itu akan terobati dengan manisnya pahala yang didapat. Amiin.
Nah, sekarang sobat muslim sudah tahu kan bedanya taaruf dan pacaran. Mau tunggu apalagi, segera jauhi pacaran dan jika kamu ingin menikah maka lakukan taaruf. Insya Allah berkah! []
Referensi: Taaruf Proses Perjodohan Sesuai Syari Islam. Leyla Hana. PT Elex Media Komputindo