Oleh: Eva Rianti
ALLAH swt. menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya (QS: At-Tin:5). Manusia yang memanfaatkan karunia yang Allah swt berikan adalah golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur dan beruntung.
Namun, sayangnya manusia sering lalai dari karunia-Nya sehingga menjadi golongan orang-orang yang dzolim dan merugi. Orang-orang golongan ini termasuk manusia yang belum mengenal dirinya sendiri. Sebab barang siapa yang mengenal diri sendiri, maka dia mengenal Tuhannya (man ‘arafa nafsahu faqod ‘arafa rabbahu).
Mengenal diri sendiri ternyata hal yang tidak mudah. Buktinya, masih banyak manusia di muka bumi ini yang tidak mengenal Tuhan, seperti orang-orang atheis yang dalam pemikirannya tidak dikenal adanya Dzat Yang Menciptakan Alam Semesta, atau kaum liberalis yang menjunjung tinggi nilai kebebasan yang sesungguhnya menjerumuskan diri pada jurang kegelapan. Padahal Tuhan memiliki aturan yang amat damai untuk menyelamatkan mereka dari jurang tersebut.
Perkembangan pemikiran berupa paham yang menyimpang dari agama kian menjamur. Hingga saat ini banyak paham yang (pura-pura) tidak percaya atau (pura-pura) lupa bahwa ada Dzat Yang Maha Besar, Yang Maha Mengatur segala urusan manusia.
Paham-paham inilah berupa ideologi yang merusak akal pikiran manusia, terutama bagi Indonesia akan merusak makna Pancasila yang sesungguhnya. Selain atheisme dan liberalisme, juga ada komunisme, zionisme, marxisme, leninisme, dan sebagainya.
Wahai sahabat, kembalilah kepada kodratnya. Sesungguhnya manusia di dunia ini hanya merantau. Kampung halaman manusia adalah surga karena nenek-nenek moyang (Adam dan Hawa) memang berasal dari surga.
Kita hanya berimigrasi menjadi penduduk dunia, aslinya kita adalah penduduk surga. Maka sadarilah dunia yang fana ini. Merenunglah, bertafakkurlah, kenalilah diri kita masing-masing. Dekatkanlah seluruh jiwa dan raga kita pada Allah swt. karena Dia adalah sebenar-benarnya tempat kembali.
“sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali.” (QS: Al Baqarah: 156). []