MAROKO—Pemerintah Maroko dilaporkan akan menarik pesawat tempurnya keluar dari Koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi yang telah melawan kelompok Houthi Yaman selama lebih dari tiga tahun. Maroko beralasan saat ini mereka perlu memperkuat militer negaranya.
Koalisi Teluk mulai melawan kelompok Syiah Houthi di Yaman sejak Maret 2015. Pesawat F16 Maroko akan dipulangkan karena Angkatan Darat telah ditempatkan pada siaga tinggi lantaran situasi yang memanas di Sahara Barat, surat kabar The North Africa Post melaporkan pada Sabtu (14/4/2018).
Maroko mendapat ancaman dari kelompok Front Polisario yang bertujuan untuk mengakhiri kehadiran kehadiran Maroko di wilayah Sahara. Baru-baru ini, Front Polisario mengatakan mereka tengah berusaha untuk mendirikan “Basis” di wilayah tersebut. Hingga mendorong Maroko untuk memperingatkan bahwa pihaknya akan merespon dengan paksa.
Pengumuman itu melanggar gencatan senjata yang ditengahi PBB tahun 1991 antara kelompok Front Polisario dan militer Maroko. Sejalan dengan perjanjian, status akhir dari wilayah yang disengketakan akan ditentukan oleh referendum, yang tidak pernah berjalan.
Berita tentang penarikan pesawat tempur dari Koalisi Teluk juga muncul sebagai respon dari para aktivis anti-perang dan kelompok-kelompok HAM di seluruh dunia. Mereka mendesak Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya untuk menghentikan penjualan senjata ke negara-negara yang dituding mengobarkan perang terhadap Yaman. []
SUMBER: PRESSTV