TAK terasa kita sudah memasuki bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam kalender hijriah Islam. Sya’ban adalah salah satu bulan yang mulia. Bulan ini adalah pintu menuju bulan Ramadhan. Siapa yang membiasakan diri bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan ini, ia akan akan menuai kesuksesan di bulan Ramadhan.
Dinamakan Sya’ban, karena pada saat itu terpancar bercabang-cabang yang banyak (yatasya’abu minhu khairun katsir). Dengan kata lain, Sya’ban berasal dari kata ‘Syi’b,’ yaitu “Jalan di sebuah gunung atau jalan menguntungkan.” Dalam bulan ini terdapat banyak kejadian dan peristiwa yang menarik dari kaum kaum muslimin.
[bs_smart_list_pack_start][/bs_smart_list_pack_start]
1.Pindah Kiblat
Pada bulan Sya’ban, Kiblat berpindah dari Baitul Maqdis, Palestina ke Ka’bah, Makkah al Mukarromah. Nabi Muhammad SAW menanti-nanti datangnya perpindahan ini dengan harapan yang sangat tinggi. Setiap hari Beliau tidak lupa menengadahkan muka ke langit, menanti datangnya wahyu dari Rabbnya. Sampai akhirnya Allah SWT mengabulkan penantiannya. Wahyu Allah SWT turun: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah: 144)
2.Diangkatnya Amal Manusia
Salah satu keistimewaan bulan Sya’ban adalah waktu diangkatnya amal-amal manusia pada bulan ini ke langit. Dari Usamah bin Zaid ra mengatakan: “Saya berkata: ‘Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban. Maka beliau bersabda: Itu bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menemukan amal saya diangkat, sementara saya dalam keadaan berpuasa.’”(HR. Nasa’i)
3.Keutamaan Puasa di Bulan Sya’ban
Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat, “Adakah puasa yang paling utama setelah Ramadhan?” Rasulullah SAW menjawab, “Puasa bulan Sya’ban karena berkat keagungan bulan Ramadhan.” Dari ‘Aisyah radhiyallahu’ anha berkata: “Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan dia tidak pernah berbuka. Dan dia berbuka ke arah katakan kami tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat dia lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Sepintas dari teks Hadits di atas, puasa bulan Sya’ban lebih penting dari pada puasa bulan Rajab dan bulan-bulan mulia (asyhurul hurum) lainnya. Padahal Abu Hurairah telah mengumumkan sabda dari Rasulullah SAW, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan mulia (asyhurul hurum).” Menurut Imam Nawawi, hal ini terjadi karena keutamaan puasa pada bulan-bulan mulia (asyhurul hurum) ) yang baru ditemukan oleh Rasulullah di akhir hayatnya sebelum dia menjalaninya, atau pada saat itu dalam keadaan udzur (tidak bisa melaksanakannya) karena mabuk atau sakit.
Sesungguhnya Rasulullah SAW berpuasa pada bulan Sya’ban adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Diberikan puasa bulan Sya’ban itu tak ubahnya seperti menjalankan sholat sunat rawatib sebelum sholat maktubah. Jadi dengan demikian, puasa Sya’ban adalah sebagai media praktik sebelum menjalankan puasa Ramadhan.
4.Turun Ayat Shalawat Nabi
Salah satu keutamaan bulan Sya’ban adalah diturunkannya ayat tentang anjuran membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW pada bulan ini, yaitu ayat: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya-bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan manual.” (QS. Al Ahzab; 56)
5.Sya’ban, Bulan Al Quran
Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan Al Quran, termasuk dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran selalu dianjurkan di setiap saat dan tempat, namun ada saat-saat tertentu pembacaan Al-Quran yang lebih seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain sebagainya.
Syeikh Ibn Rajab al Hambali meriwayatkan dari Anas, “Kaum muslimin kompilasi bulan Sya’ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka dapat melakukan ibadah puasa Ramadhan.”
6.Malam Nishfu Sya’ban
Pada bulan Sya’ban sedang malam yang mulia dan penuh berkah seperti malam Nishfu Sya’ban. Di awal bulan ini Allah SWT mengampuni orang-orang yang meminta ampunan, utama orang-orang yang meminta belas kasihan, mengabulkan doa orang-orang yang berdoa, mengambil kesusahan orang-orang yang susah, memerdekakan orang-orang dari api neraka, dan mencatat bagian rizki dan amal manusia.
Banyak Hadits yang menerangkan keistimewaan Nishfu Sya’ban ini, meskipun di situ ada yang dlo’if (lemah), namun Al Hafidh Ibnu Hibban telah menunjukkan kesahihan beberapa hadits tersebut. Nabi Muhammad SAW bersabda,” Allah melihat ke semua makhluknya di malam ini, Nishfu Sya’ban dan Dia mengampuni mereka semua kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Thabarani dan Ibnu Hibban). [H. Ahsan Gozali]
[bs_smart_list_pack_end][/bs_smart_list_pack_end]