PALESTINA—Penembak jitu Israel yang menargetkan demonstran Palestina yang tidak bersenjata di Jalur Gaza akan selalu menghantui mereka, kata mantan tentara Israel.
Dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan Guardian, lima mantan penembak jitu Israel mengatakan bahwa perintah Israel untuk menembak demonstran tak bersenjata dan tak membahayakan, adalah produk lain dari penjajahan terhadap jutaan orang Palestina.
“Merugikan orang-orang yang tidak bersalah di Gaza adalah bagian dari apa yang diperlukan untuk mempertahankan rezim penjajahan. Dan kita tidak boleh membiarkan rezim terus berlanjut,” ungkap pernyataan yang ditandatangani oleh Gil Fermon (sebelumnya dari Batalyon Nahal 50), Amit Goldberg, Nadav Weiman ( Unit pengintai Nahal), Avner Gvaryahu (unit anti-tank Paratroops), dan Ron Zaidel (Batalyon Nahal 931).
“Hanya dengan menghentikan tindakan militer terhadap rakyat Palestina yang akan mengakhiri penderitaan demonstran Gaza,” kata mereka.
Sekitar 33 warga Palestina meninggal dunia akibat tembakan lintas perbatasan oleh tentara Israel sejak 30 Maret, ketika demonstrasi damai dimulai di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza, sekitar 45 kilometer dengan Israel.
Demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diberi “hak untuk kembali” ke kota-kota dan desa-desa mereka di Palestina yang telah dirampas Israel pada tahun 1948.
Unjuk rasa itu adalah bagian dari demonstrasi selama enam minggu yang akan mencapai puncaknya pada tanggal 15 Mei mendatang. Hari itu akan menandai ulang tahun ke-70 pendirian Israel – sebuah acara yang oleh orang Palestina disebut sebagai “Nakba” atau “Malapetaka.” []
SUMBER: DAILYSABAH