PULUHAN orang Rohingya kembali mendarat di Aceh pada Jum’at, 20 April 2018 lalu. Perahu yang ditumpangi para pengungsi diselamatkan nelayan Aceh saat terombang-ambing di laut Aceh.
“Menurut keterangan salah satu pengungsi, mereka terombang ambing di laut selama sebelas hari, setelah nelayan Aceh melihat mereka, lalu diselamatkan dan ditarik ke tepi pantai,” kata Heri Aryanto saat ditemui di tempat penampungan sementara di Biereun.
Menurut aktivis yang telah menyelami dunia advokasi khususnya pengungsi Rohingya sejak Tahun 2012 ini, kedatangannya ke Indonesia bukan tujuan utama.
“Sebenarnya yang dituju mereka adalah Malaysia,” kata Advokat yang tergabung di SNH Advocacy Center ini.
Pengungsi yang datang dari Myanmar kali ini, kata Heri, berjumlah 79 orang, terdiri dari 44 orang laki-laki dan 35 perempuan. “Ada juga anak-anak,” ujarnya.
Ia berharap Pemerintah baik pusat maupun daerah segera melakukan tindakan terhadap Rohingya ini. Saat ini yang dibutuhkan adalah alas tidur, selimuat dan perlengkapan solat, perlengkapan mandi dan pembalut wanita, khusus untuk anak-anak, mainan. “Waktu sebelas hari sangat mengganggu psikologis anak, oleh karenanya diperlukan mainan anak untuk trauma healing,” demikian Heri. []