BAGIAN 1: Rezki Kita, Ditebar atau Ditakar?
TULISAN yang lalu kita sudah membahas bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memposisikan rizki kita menjadi dua, yaitu ditebar atau ditakar. Berdasarkan surat Al-Isra ayat 30, “Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan (menebarkan) rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menakarnya (bagi siapa yang Dia kehendaki).”
Setelah muhasabah apakah rizki kita ditebar atau ditakar, maka berikut adalah ikhtiar agar rizki kita menjadi selalu ditebar. Ada empat langkah yang harus kita lakukan, sebagai berikut:
1. Emotional cleansing
Emotional cleansing atau biasa disebut dengan istilah “buang sampah emosi”. Jika hati kita masih penuh dengan rasa benci, dendam, iri hati, hasad, dan sampah emosi lain, ibarat meja prasmanan masih banyak sampah, kotor dan bau. Maka tak layak meja itu untuk disuguhi makanan yang ditebar.
Taubat dan perbanyak Istighfar adalah cara jitu membersihkan “meja” kita. Buka lebar-lebar, lihat lebih dalam, lalu bersihkanlah satu persatu sampah emosil di hati kita.
“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12)
Cara yang paling praktis kita bisa mengikuti pelatihan ESQ, SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technuque), Magnet Rejeki, PPA (Pola Pertolongan Allah), dan lain-lain yang serupa.
2. Crock expanding
Crock expanding adalah perluas wadah rizki kita. Meja prasmanan yang kecil tidak akan mencukupi untuk menempatkan suguhan prasmanan yang lengkap dan banyak. Sudah seberapa luas “meja” kita?
Indikator luasnya meja adalah ilmu. Bukalah pikiran kita, luaskanlah, belajarlah banyak hal. Jika profesi kita pengusaha, maka belajarlah banyak hal tentang ilmu bisnis dan bergaulah dengan para pengusaha yang memiliki visi dan mental bisnis yang kuat.
Jika diantara kita ada yang melakukan sesuatu dengan kurang ilmu, trial error, over confident , yang justru semua itu membuang waktu dan biaya yang banyak(opportunity cost). Maka sediakanlah waktu untuk belajar 20% dari waktu kita pastikan untuk belajar, baca buku, ikut pelatihan, ikut mentoring, business coaching.
Kita bisa belajar di Kampus Umar Ustman, Entrepreneur University, Grounded Business Coaching, Kampus Pengusaha Muslim, dan lain-lain.
3. Emotional enhaching
Meja bersih dan diluaskan, selanjutnya adalah pantaskan diri kita. Memantaskan diri dengan cara pengayaan jiwa. Kunci praktisnya adalah bersyukur dan perbanyak sedekah.
”Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ : 39)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih ” (QS Ibrahim : 7)
4. Muttaqin/Insan Kamil
Inilah posisi ideal yang harus kita usahakan seumur hidup kita, orang yang muttaqin akan dijamin kebutuhan rizkinya.
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3).
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kita rizki terbaik yang penuh barokah.
Allahu ‘Alam bishshowab. []
HABIS