RASA dengki atau dendam bukanlah tabiat dasar dari manusia, melainkan rasa dengki ini datang karena adanya penyakit hati dalam jiwanya yang berdampak negatif yang dapat membuat kehancuran pada dirinya.
Kita pun suka tidak pernah sadar dengan datangnya penyakit hati. Penyakit hati ini biasanya datang disaat hati kita sedang marah ataupun nafsu yang selalu datang dalam jiwa manusia sehingga manusia tidak dapat memperkendalikannya dengan baik dan membuat penyakit hati itu datang serta akibatnya kita tidak dapat mempererat tali silaturahmi kita dengan teman, saudara, tetangga, sahabat, dan orang di dunia semua yaitu karena kita selalu berfikiran negatif, iri, dan dengki terhadap manusia.
Abu Hamid Al-Ghazali menjabarkan sebagai berikut:
Aku mengetahui bahwa iri dengki adalah satu di antara sekian banyak penyakit hati yang parah. Semua penyakit hati hanya dapat diobati dengan ilmu dan amal. Ilmu yang bermanfaat bagi penyakit iri dengki adalah mengetahui sesungguh-sungguhnya bahwa iri dengki membahayakan pelakunya, baik terhadap dunia maupun agamanya. Dan, harus juga diketahui bahwa iri dengki tidak mengandung bahaya apa pun terhadap korbannya, baik terhadap dunianya maupun agamanya. Alih-alih, perbuatan itu justru mendatangkan manfaat bagi korbannya, baik terhadap dunianya maupun agamanya.
Tetapi, meskipun engkau telah mengetahui semua ini, jika ternyata engkau tidak mau menjadi musuh bagi hawa nafsumu dan tetap menemani musuhmu, pastilah engkau tetap menjadi pendengki. Berkenaan dengan bahaya iri dengki terhadap agamamu, maksudnya adalah bahwa dengan sifat iri dengki, engkau tidak menyukai ketetapan Allah dan engkau tidak menyukai nikmat yang telah ditetapkannya bagi tiap-tiap hamba-nya. Engkau juga mengingkari keadilan Allah yang telah Dia tegakkan di tengah kerajaan-Nya dengan kemahabijaksanaan-Nya. Engkau mengingkari dan menggap rendah semua itu. Perbuatan semacam ini akan menjadi kejahatan di tengan “taman” tauhid dan akan menjadi kotoran bagi “mata” keimanan. Tentu saja ini sebuah kejahatan terhadap agama.
Ihwal obat yang dapat mengatasi iri dengki, terkadang dapat dilakukan dengan mengkondisikan hati untuk selalu ridha akan ketetapan Allah; terkadang dengan menerapkan hidup zuhud terhadap dunia; terkadang dengan menyadari bahwa hal yang berhubungan dengan nikmat-nikmat tersebut tidak lain adalah kegelisahan di dunia dan hisab yang berat di akhirat.
Sedangkan mengenai obat yang lebih tepat maka itu dapat ditemukan sesuai dengan penyebab terjadinya iri dengki, seperti kesombongan, sikap jumawa, dan berbagai penyebab lainnya. Tentu saja, penyakit hanya hilang jika penyebabnya dihilangkan. Kalau ternyata biang keladi penyakit ini tidak berhasil dienyahkan dan hanya berhasil diredam, pastilah penyakit terus kambuh berkali-kali sehingga upaya untuk menaklukkannya menjadi sangat panjang, selama penyebab tersebut masih ada.
Jadi, selama seorang masih memiliki sifat gila hormat, pastilah orang itu selalu memiliki sifat iri dengki akibat pngaruh sifat gila hormat dan keinginan untuk mendapatkan tempat istimewa di hati orang banyak. Kalau itu terjadi, orang yang bersangkutan harus berusaha meredam nafsunya dan tidak menampakkan perasaan iri dengki dari dirinya tidak mungkin dilakukan.
Demikianlah penjabaran Imam Al-Ghazali.
Berhubung kita sedang membicarakan penyakit hati yang membinasakan, perlulah kita camkan peringatan Rasulullah melalui riwayat Imam Ahmad dari Zubair bin Awwam sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Zubair bin Awwam, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Suatu penyakit umat-umat terdahulu sedang merayap kearah kalian, yaitu penyakit iri dengki dan benci. Kebencian adalah pemangkas; pemangkas agama, bukan pemangkas rambut. Demi Dia Yang jiwa Muhammad berada di tangan-nya, kalian tidak beriman sebelum kalian saling mencintai. Sukakah kalian kusampaikan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Diriwayatkan Al-Hakim dari Abu Hurairah, ia bercerita: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “umatku akan terserang penyakit umat lain. “para sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, apa penyakit umat-umat itu?” Rasulullah menjawab, “kesenangan berlebihan (foya-foya), sikap kurang bersyukur, gemar menumpuk harta, tanajusy dalam urusan dunia, saling dengki, sampai timbullah kekejian.”
Yang dimaksud dengan tanajusy adalah melebihkan harga barang atau besarnya mahar hanya agar didengar banyak orang.
Jadi, obat paling mujarab untuk mengatasi rasa iri dengki adalah dengan kembali kepada Allah dan selalu berpegang teguh pada ajaran islam. Ketikan iman telah bersemayam dalam hati para hamba, niscaya cinta Allah dan cinta Rasulullah membuat mereka tidak memiliki waktu untuk mendengki serta tidak memiliki ruang bagi kebencian dan kejahatan.
Seorang pembenci yang gemar memusuhi orang orang lain pasti tidak pernah terpisah dari iri dan kegemaran mengumpat, kecuali mereka yang dilindungi Allah. Terkadang, iri dengi yang memicu permusuhan dan kebencian seperti mengakibatkan tindakan pembunuhan, perampasan harta, adu domba, perusakan nama baik, dan sebagainya. Seorang pembenci pastilah memiliki sifat iri dengki yang sangat besar.
Itulah sebabnya, iri dengki terbukti menjadi biang keladi tipu daya dan makar yang harus kita hindari. Sebagaimana halnya berbagai jenis penyakit lain, seperti dendam dan benci, yang juga merupakan faktor penyebab tipu daya dan makar yang terkutuk. []
Sumber: Tipu Daya Wanita/Yusuf Rasyad/Pustaka Al-Kautsar/tahun 2012