DEWAN Pemilihan Tertinggi Turki telah merilis daftar kandidat tidak resmi untuk pemilihan presiden 24 Juni mendatang. Menurut daftar yang masih bisa berubah hingga 11 Mei mendatang, enam kandidat akan mencalonkan diri sebagai presiden di Turki: Recep Tayyip Erdogan, Muharrem Ince, Meral Aksener, Selahattin Demirtas, Temel Karamollaoglu dan Dogu Perincek.
Bulan April ini, parlemen meloloskan rancangan undang-undang untuk pemilihan umum awal pada 24 Juni, yang akan menjadikan Turki pada sistem presidensial.
Dalam referendum April 2017, pemilih Turki menyetujui peralihan dari sistem parlementer ke sistem kepresidenan.
Partai Gerakan Nasionalis (MHP) dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa akan memasuki pemilihan parlemen dan presiden Juni 24 sebagai aliansi pemilihan.
Aliansi Partai MHP-AK mendukung Erdogan, berjuang untuk masa jabatan keduanya sebagai presiden.
Erdogan telah menjabat sebagai presiden sejak 2014, sekaligus menjadi presiden pertama yang terpilih secara populer di Turki. Sebelum itu, ia menjabat sebagai perdana menteri dari 2003 hingga 2014.
Jika dia memenangkan pemilihan Juni nanti, Erdogan akan menjadi pemimpin pertama Turki di bawah sistem kepresidenan.
Dari pihak Partai oposisi utama Republik Rakyat Turki (CHP) menominasikan Muharrem Ince sebagai calon presiden.
Dalam rapat umum di ibukota Ankara, pemimpin CHP Kemal Kilicdaroglu secara resmi mengumumkan Ince sebagai calon presiden mereka.
Partai oposisi Turki yang lain IYI saat ini sedang mengedarkan petisi untuk mendorong pemimpin partai Meral Aksener sebagai kandidat mereka dalam pemilihan presiden 24 Juni. Aksener sudah melampaui 100.000 tanda tangan untuk menjadi kandidat presiden dalam pemilihan mendatang.
Pada 22 April, lima belas wakil partai oposisi utama Turki CHP mengundurkan diri untuk bergabung dengan Partai IYI agar memenuhi syarat untuk membentuk kelompok di parlemen.
Partai oposisi Felicity (Saadet) juga sudha mengumumkan Ketuanya Temel Karamollaoglu sebagai calon presiden mereka. Karamollaoglu juga melampaui 100.000 tanda tangan untuk menjadi kandidat presiden.
Partai Demokrat Rakyat (HDP), juga masih sebagia pihak oposisi, mengumumkan mantan Ketua Selahattin Demirtas yang sedang berada dalam penjara sebagai calon presiden. Pada November 2016, Demirtas bersama 12 anggota parlemen HDP, ditangkap atas tuduhan terkait terorisme. Demirtas tetap dalam tahanan sampai menunggu persidangan.
Terakhir, Dogu Perincek—ketua Partai Vatan—sudha melampaui 100.000 suara untuk menjadi kandidat presiden. []
SUMBER: WORLD BULLETIN