PALESTINA—Seorang pemuda Gaza dikabarkan tengah berjuang membuka perpustakaan buku berbahasa Inggris pertama di wilayah dikepung Israel.
“Kirim buku-buku dalam bahasa Inggris, baru atau bekas,” tulis Ossab Abu Toha, pemuda 24 tahun di halaman Facebook-nya, Times of Israel melaporkan pada Ahad (26/2/2017).
Layaknya warga Gaza yang lain, Abu Toha terjebak di wilayah kantong Palestina sebagai akibat blokade Israel yang membuat ia tak bisa bepergian secara bebas.
“Kebebasan dimulai ketika seseorang mampu membebaskan pikiran orang lain. Saya telah membaca puluhan buku dalam bahasa Inggris. Saya ingin membuka wawasan anak-anak Gaza. Dengan membaca saya dapat melakukan perjalanan ke setiap negara di dunia tanpa harus keluar. Saya merasa berada di dunia lain,” pungkas Abu Toha.
Sejak Israel memblokade Gaza pada 2007, warga hanya bisa berharap pada gerbang perbatasan Mesir yang hanya sesekali dapat dilewati. Bahkan pengiriman kebutuhan dasar menjadi sesuatu sulit, apalagi buku.
“Ada beberapa buku dalam bahasa Inggris yang tiba di Gaza sebelum blokade diberlakukan,” pungkas Abu Toha.
Abu Toha sempat berpikir untuk membuka perpustakaannya dengan versi elektronik. Sayangnya rencana Abu Toha terganjal oleh listrik di Gaza yang bermasalah.
“Listrik tidak dapat dialirkan sepanjang waktu,” kata Shadi Salem, yang membantu Abu Toha mengatur proyek.
Gaza hanya menerima beberapa jam listrik per hari akibat kekurangan energi yang sudah kronis. []