Maka sesungguhnya Ja’far Asshiddiq Ra. telah memberikan resep untuk rasa takut dengan mengucapkan “hasbunallah wa ni’mal wakil” karena kekuatan Allah melebihi kekuatan lain yang membuatmu takut, dan selama itu pula kamu ucapkan “hasbunalla wa ni’mal wakil” dalam menghadapi segala sesuatu yang menakutkanmu.
Tentang kemuraman atau kegalauan
Kegalauan berbeda dengan rasa takut, karena takut adalah kekhawatiran diri karena sesuatu yang diketahui penyebabnya, sedangkan galau adalah depresi atau kekhawatiran diri karena sesuatu yang kadang tidak diketahui penyebabnya karena hal tersebut merupakan kondisi psikologi seseorang yang semrawut.
Saudaraku,
Dan aku terkesima kepada orang yang dilanda kegalauan, tetapi dia tidak cemas. Lalu dia mengucapkan “La ilaha Illah Anta Subhanaka inni kuntu minadzholimin,” (tidak ada tuhan selain Engkau ya Allah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat zhalim). Maka sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah menjawab: “Maka Kami telah mengabulkan do’anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman,” (QS. Al Anbiya:88).
Tetapi terkabulnya do’a dan keselamatan ini tidak hanya dikhususkan kepada orang tersebut, akan tetapi sebagaimana sabda Allah SWT “dan Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman” yaitu berarti orang-orang mu’min pun juga mendapatkan keselamatan.
Tentang tipu daya
Orang yang terpedaya yaitu orang yang diperdaya oleh orang lain dan tidak punya kekuatan untuk menghadapi tipu dayanya.
Saudaraku,
Dan aku terkesima dengan orang yang terpedaya oleh tipu muslihat orang lain tetapi tidak gentar dan mengucapkan kalam Allah: “ Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”.(QS. Al Mu’min:44)
Sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah menjawab: “ Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka”.(QS. Al Mu’min:45)
Tentang mengharap dunia dan segala perhiasannya
Dan aku terkesima kepada orang yang mengharapkan dunia dan segala perhiasannya kemudian dia mengucapkan sabda Allah: “MAASYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH” (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) (QS Al Kahfi:39)
Saudaraku,
Sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah menjawab: “Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan, maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik daripada kebunmu (ini),” (QS Al Kahfi:39-40). [Oleh: Syeikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi, diterjemahkan oleh Dedih Mulyadi, Lc]