IDE-ide dan lintasan pemikiran para tawanan Palestina lepas keluar bersamaan dengan lebaran Idul Adha. Mereka teringat rincian terkecil apa yang mereka alami di luar penjara dulu.
Namun hal itu hanyalah kenangan dan imajinasi yang mengingatkan mereka tentang kerinduan dan nostalgia mereka di luar penjara; tempat di mana ada kebebasan tanpa penjara dan sipir.
“Kamu punya uang kecil” atau “Kamu ada angpau”. Ungkapan yang sejatinya mengambarkan tentang krisis di setiap hari raya yang terjadi pada warga akibat kebiasaan mereka membagikan angpau, yaitu sedikit uang dengan nilai kecil, yang sering diminta dan dicari anak-anak kecil pada saat lebaran.
BACA JUGA: Pejabat Hamas: Tawanan Israel di Gaza Tak akan Pernah Melihat Siang Hari
Pertanyaan biasa
Waleed Daqqa, yang memasuki tahun ke-33 di penjara pendudukan penjajah Israel, di tengah-tengah sel dan ruang penjara yang sempit, dia menulis surat, kurang lebih yang dia katakan, bahwa surat itu ditulis dengan air mata karena rasa sakit. Di mana dia mengatakan, “Apakah Anda tahu hal yang paling merepotkan, atau bahkan membuat saya menangis? Yaitu ketika salah seorang bertanya kepada saya satu pertanyaan yang dia ajukan sangat normal. Milsanya dia bertanya: apakah kamu punya uang kecil?”
Dakka melanjutkan dalam surat yang ditulis ke luar tersebut, “Tidak penting apakah saya punya atau tidak punya. Yang penting dia bertanya saya. Dari dulu tidak ada yang bertanya kepada saja apakah saya punya.”
BACA JUGA: Ditelantarkan Secara Medis, Tawanan Palestina Terancam Bahaya
Waleed Daqqa, 57, termasuk tawanan terlama yang mendekam di dalam penjara penjajah Zionis Israel. Dia ditangkap dan ditahan pada tahun 1986, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pendudukan penjajah Zionis Israel menuduhnya berpartisipasi dalam penculikan dan pembunuhan seorang tentara Israel. Di dalam penjara, dia menulis naskah teater “Zaman Paralel”, yang terinspirasi dari pengalamannya selama menjani tawanan dalam waktu yang sangat lama. []
SUMBER: PIC