SIFAT kikir merupakan salah satu sifat yang tercela. Tapi, masih saja ada orang yang berbuat seperti itu. Banyak dari kalangan Muslim yang melakukan hal tercela ini. Padahal Allah telah jelas melarang orang berbuat kikir. Seperti termaktub dalam al-Qur’an surah Ali Imran ayat 180.
“Dan janganlah orang-orang yang kikir dangan apa yang telah dikaruniakan Allah kepadanya dengan mengira bahwa kekikiran itu baik bagi mereka, kelak harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan dilehernya dihari kiamat dan kepunyaan Allah segala pusaka yang dilangit dan di bumi dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
BACA JUGA: 5 Tanda Istri Tak Bahagia dalam Pernikahan
Dalam mengejar harta, tentu seseorang akan terus berusaha mendapatkan keuntungan dari usahanya. Namun dalam firman Allah, “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung,” (QS. Al-Hasyr: 9) dijelaskan bahwa keuntungan itu hanya bisa didapatkan dengan cara menghindari kekikiran, bukan menghindar dari memberi, dan sebaliknya bahwa sifat kikir mengundang banyak kerugian. Begitulah Allah menegaskannya. Kikir tak akan menambah harta dunia, apalagi kekayaan akhirat.
Orang yang kikir tak pernah merasakan kelapangan hati, atau puasnya hati saat memiliki. Hati akan terasa gelisa saat berambisi terhadap sesuatu yang belum dimiliki, melalaikan dirinya dari kebahagiaan yang mestinya dia rasakan karena telah memiliki sesuatu yang bisa dinikmati. Derita ini tidak pernah berkurang kadarnya, meski dia telah berhasil meraih ambisinya. Karena sifat tamaknya segera mengalihkan pandangannya kepada kenikmatan lain, sebelum dia sempat menikmati hasil jerih payahnya.
Orang yang kikir akan dijauhi, karena orang menganggap tidak ada untungnya bergaul dengan orang yang kikir dan bakhil, bahkan sifat itu akan membinasakan dirinya dan orang lain. Nabi SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena sifat itulah yang membinasakan orang-orang sebelum kalian. Sifat kikir menyuruh mereka berlaku zhalim, maka merekapun berlaku zhalim. Kikir menyuruh mereka memutus kekerabatan, merekapun memutusnya,” (HR. Abu Dawud).
BACA JUGA: Karena Kebahagiaan Ibu, InsyaAllah Jadi Kebahagiaan Saya Juga
Oleh karena itu, apabila kita memang pernah bahkan sering melakukan hal tercela itu, marilah kita tinggalkan. Karena kelakuan buruk tersebut, yang akan membawa petaka bagi kita. Selagi Allah masih memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki diri, tidak ada ruginya bila kita menghindar dari perbuatan yang telah jelas tercela itu. Sehingga insya Allah kita akan merasakan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. [rika/islampos/simplypositive/f4tu]