AMERIKA SERIKAT—Pengamat memandang Amerika Serikat (AS) tampaknya siap menerima kemungkinan kemenangan militer terakhir tentara rezim Suriah, meski telah memperingatkan Presiden Bashar al-Assad dan Moskow agar tidak melancarkan serangan ke provinsi Idlib.
Menlu AS Mike Pompeo menuduh rekannya dari Rusia Sergey Lavrov “membela” serangan tentara rezim Suriah di Idlib yang merupakan benteng kekuatan terakhir kelompok perlawanan.
“Amerika memandang hal ini sebagai peningkatan konflik yang memang sudah mencapai titik berbahaya,” unggah Pompeo di akun Twitternya pada Jumat (31/8/2018).
BACA JUGA:Â Israel Ancam Serang Fasilitas Militer Iran dan Suriah
Peringatan Amerika ini dikeluarkan setelah terjadi perang kata-kata selama 10 hari antara kubu Barat dan aliansi Suriah-Rusia ketika Presiden Assad menyasar provinsi Idlib.
Pasukan pemerintah Suriah mengalami kekalahan bear di awal perang saudara itu, namun dukungan Rusia melalui serangan udara sejak 2015 berhasil membantu mereka kembali menguasai 60 persen wilayah negara itu.
AS, Perancis dan Inggris yang bekerja sama melancarkan serangan terbatas ke instalasi milik Suriah pada pertengahan April sebagai balasan atas dugaan serangan senjata kimia mengatakan bahwa mereka masih menentang penggunaan senjata ilegal.
“Seperti yang telah kami perlihatkan, kami akan terus melakukan langkah tepat menentang penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah,” bunyi komunike bersama yang dikeluarkan 21 Agustus.
BACA JUGA:Â Rusia Tempatkan Kapal Perang di Suriah
Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton juga menegaskan negaranya akan bereaksi “sangat keras” terhadap serangan kimia.
Tetapi Lavrov minggu lalu meminta Barat untuk tidak menghalangi langkah yang disebutnya “operasi anti-terorisme” di provinsi Idlib yang berbatasan dengan Turki. []
SUMBER: CNN