Oleh: Emma Elhira
Anggota Revowriter
“Barangsiapa berhijrah di jalan ALLAH, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada ALLAH dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi ALLAH. Dan adalah ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang .” (Q.S. An-Nisā’ 4 : 100 )
Ini adalah jaminan Allah bagi siapapun yang mau berhijrah.
Sob, berapa banyak kamu melihat orang yang tadinya tidak berkerudung lalu kemudian memutuskan mengenakan hijab syar’i? Berapa sering kamu melihat pelaku maksiat lalu insyaf mengambil jalan yang Allah ridhoi?
Pernah juga kah kamu lihat orang yang senang buka tutup kepalanya dengan Khimar dan jilbab syar’i lalu dilain kesempatan dia melepasnya? Bagai bunglon, menyesuaikan keadaan dan suasana hati.
BACA JUGA: Pahami 3 Strategi Bertahan Setelah Hijrah
Hijrah bisa dikatagorikan dua macam. Hijrah fisik dan hijrah qolbu. Hijrah secara fisik seperti berhentinya seseorang meminum-minuman khamar, atau mulai menutup auratnya dengan kerudung meski masih pakai baju potongan atau bawahnya celana jins ketat. Sedang hijrah secara qolbu adalah tingkatan lebih tinggi dari hijrah fisik. Selain secara penampilan dan tingkah laku berubah, juga benar-benar menghijrahkan hatinya.
Tapi jangan sampe salah kaprah. “Menjilbabi hati dulu, hijrahnya belakangan.” Ups.. yaa.. ini fenomena remaja zaman now. Selalu berdalih yang penting menghijabi hati terlebih dahulu sebelum fisiknya. Ini pemikiran yang kebolak sob..
Terus kalau hati kamu dulu yang dijilbabi gimana hidayah bisa masuk merasuk kedalam kalbu, sedang hatimu sudah kau tutup dengan jilbab.. eh..
Sob, tau ga? Bagaimana Allah menjamin orang-orang yang bersungguh-sungguh mendatangi ampunan Allah yang Maha Luas. Pahala surga buat mereka. Masa iya kamu tak ingin masuk surga? Sedang konon katanya surga itu seluas langit dan bumi.
Hijrahmu untuk siapa?
Melihat fenomena anak remaja yang buka tutup kerudung. Berangkat kesekolah pakai kerudung giliran bubar sekolah, bubar juga itu kerudung. Alias selesai pakai kerudungnya. Belum lagi sampai rumah, kerudung sudah masuk duluan dalam tas sekolah sedari masih pintu gerbang sekolah. Yaa.. jauhnya masih didalam angkot deeh.. Sedih yaa..?
Atau kamu pakai kerudung cuman karena gebetan kamu alim? Anak rohis? Aish.. ga berkah lho.
“Setidaknya satu kewajiban udah dilaksanakan, yaitu menutup aurat.” Bener sih. Malah ga salah banget. Jempol deh buat yang mikir begitu.. Namun harus sembari dibarengi niat menutup aurat bukan semata karena untuk menggugurkan kewajiban. Tapi memang bukti taat kamu pada Allah. Apalagi cuman niat karena doi anak rohis.. Iiish.. jauh-jauh deh dari pemikiran begitu.
Hijrah itu harus dengan ketaatan pada Allah. Ikhlas menata hati untuk terus menjadi insan yang mulia. Belajar memantaskan diri untuk jadi salah satu penghuni surga yang Allah ciptakan bagi sesiapa saja yang Allah kehendaki. Siapa yang Allah kehendaki untuk jadi penghuninya? Yaitu hamba-hamba Allah yang bersungguh-sungguh dalam ampunan Allah SWT.
BACA JUGA: Ini Wawancara Terakhir dengan Almarhum Yusuf Supendi soal ‘Hijrah’-nya ke PDIP
Aktifitas hijrah tidak terlepas dan selalu diapit dengan iman sebagai pondasi dan perjuangan (jihad) sebagai nilai aplikatif dari hijrah. Pendampingan dan pengapitan hijrah dengan iman dan jihad di dalam Al-Qur’an tentu bukan sebatas memenuhi standar keindahan bahasa Al-Qur’an, tetapi lebih dari itu terdapat nilai dan hikmah yang dikehendaki oleh ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala agar kita senantiasa memaknainya; bahwa hijrah memang merupakan bukti ketulusan iman seseorang, sedangkan jihad merupakan buah sekaligus konsekuensi logis dari aktivitas hijrah.
“Iman tanpa hijrah tidak akan bermakna, begitupula hijrah tanpa jihad berarti tidak berbuah.”
Itulah makna hijrah.
Jadi berhijrah itu harus karena Dia, bukan karena dia atau apapun. Sebab jika hijrahmu hanya karena Allah, yakin surga telah menantimu.
Namun jika hijrahmu hanya karena dia, lepas rasa suka, kagum kamu terhadap siapa dan apa, maka lenyap pulalah iman dihatimu.
Sedang iman begitu mudahnya hilang dalam genggamann. Demikian juga hidayah begitu mudahnya terlepas. Lebih mudah lepasnya daripada unta yang tertambat.
So, luruskan setiap niat yang menyertai langkahmu. Cukuplah Allah sebagai tempat kita menambatkan keimanan. Jangan karena apa dan siapa. Wassalam. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.