ALJAZAIR—Pemerintah Aljazair dikabarkan segera membuka Masjid Agung Aljazair yang diklaim sebagai menjadi terbesar ketiga di dunia. Rencananya masjid terbesar ini akan dibuka akhir tahun 2018 atau awal 2019. Rencana ini diumumkan Mohammed Isa, Menteri Urusan Agama dan Wakaf Aljazair.
Mohammaed Isa menambahkan bahwa masjid ini terletak di daerah Al-Mohammadiya Aljazair dan dibangun di area seluas 200.000 meter persegi.
BACA JUGA: Cambridge Segera Buka Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Eropa
Masjid yang diprediksi menjadi yang terbesar ketiga di dunia setelah Dua Masjid Suci di Arab Saudi ini memiliki menara setinggi 265 meter.
“Masjid dengan semua fasilitasnya, harus siap pada akhir Desember 2018. Jika tidak mungkin pada saat itu, maka akan diundur hingga batas waktu maksimum pada awal 2019,” Isa mengatakan pada laporan pada konferensi pers di Aljazair, Selasa (4/9/2018).
Aljazair telah mengalokasikan hampir 2 milyar USD untuk membangun masjid seluar 25 hektar, yang mencakup ruang sholat seluas 20.000 meter persegi dan dapat menampung kapasitas sekitar 120.000 jemaah.
Masjid ini juga akan memiliki perpustakaan sendiri yang dapat menampung 6.000 orang sekaligus. Sekolah Al-Quran akan menjadi bagian dari masjid dengan harapan mereka yang lulus akan menjadi imam dan peneliti agama.
BACA JUGA: Usai Prancis Juarai PD 2018, Dembele Bangun Masjid di Mauritania
Menara masjid itu hampir mencapai 265 meter dengan 43 lantai. Setiap lantai memiliki museum yang mendokumentasikan sejarah era Islam.
Terdapat tiga lantai di bawah masjid termasuk parkir mobil dengan kapasitas untuk menyimpan 6.000 kendaraan.
Awalnya masjid ini didesain oleh sebuah perusahaan Jerman yang memenangkan tender pembangunan masjid dan melakukan perubahan penting. Rencananya masjid ini akan memiliki restoran mewah di salah satu lantai yang terletak di menara masjid. Namun rencana ini segera dihapus setelah terjadi kegemparan dari masyarakat yang menganggap rencana tersebut ofensif.
Persiapan untuk membangun masjid pertama kali dimulai pada tahun 2008 tetapi dihentikan beberapa kali karena konflik antara pejabat Aljazair dan perusahaan Jerman. Perusahaan akhirnya berhenti dari proyek dan digantikan oleh perusahaan dari Cina.
Mempertimbangkan luasnya proyek, pengawasannya telah diubah dari Departemen Agama dan Wakaf ke Kementerian Perumahan dan Konstruksi, yang telah menunda pembangunan beberapa kali pada tahun 2017 dan 2018. []
SUMBER: ALARABIYA