DIRIWAYATKAN pada saat itu Rasulullah baru tiba dari perang Tabuk. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
BACA JUGA: Ayah, Jangan Hanya Sibuk Kerja, Perhatikanlah Anak-anak Anda
Rasulullah bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?” Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”
Rasulpun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda, “Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, ‘inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.’
“Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat.” Maka para sahabat pun bertanya, “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah,” (HR. Bukhari).
Rasulullah SAW juga bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal,” (HR. Dailami).
“Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha,” (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar).
Bahkan, bekerja keras mencari nafkah ini termasuk bagian dari jihad. ”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla,” (HR. Ahmad).
Subhanallah, begitu mulianya mencari nafkah di mata Allah dan Rasul-Nya. Maka, bagi para suami yang wajib mencari nafkah untuk keluarganya, munculkanlah semangat Anda. Lakukan usaha itu hanya semata-mata untuk berjihad di jalan Allah. Dan niatkan dalam hati bahwa tindakan Anda hanya karena Allah Ta’ala. [rika/islampos/quranhadis]