Anda tahu, apa yang hilang dari hidup Anda hari ini tidak bisa begitu saja Anda simpulkan sebagai sesuatu bencana. Tidak ada yang benar-benar hilang dalam hidup. Dari apa yang dikurangkan, sebetulnya, ada sesuatu yang dilebihkan. Simak kisah berikut ini.
Suatu waktu di sebuah desa di dataran Cina. Hidup seorang lelaki tua bersama keluarganya. Ia memiliki mata pencaharian sebagai tukang kebun dan memiliki beberapa hewan peliharaan.
Suatu ketika, kuda yang ia pelihara hilang dari tempat biasa ia menyimpannya. Ia pun panik kemudian bersegera mencarinya.
Beberapa tetangga mengaku melihat kuda tersebut berlari menuju batas wilayah yang seharusnya tidak dilewati oleh warga desa tersebut.
Mendengar pengakuan beberapa tetangganya, lelaki itu pun lesu. Hingga akhirnya ia mengikhlaskan kuda piaraanya itu.
“Oke tidak mengapa, barangkali kejadian ini bukan sesuatu yang buruk dan siapa tahu akan datang sesuatu yang baik setelah kejadian ini,” gumamnya sambil memupuk keikhlasan di hatinya.
Hari silih berganti. Hingga pada suatu malam saat ia tertidur dengan lelap, lelaki tua itu mendengar ringkikan kuda dari luar rumahnya.
Seketika ia bangun, terperanjat, kemudian bergegas keluar rumah. Benar saja, kuda jantan miliknya yang hilang itu kembali. Tak hanya itu, kuda tersebut membawa serta kuda betina yang entah milik siapa.
Alangkah bergembiranya lelaki tua itu, karena di desa itu ada aturan kuda yang tidak diketahui pemiliknya alias liar akan menjadi milik mereka yang menemukannya.
Para tetangganya pun mengucapkan selamat kepada lelaki tua itu. Bukan hanya karena kudanya kembali, tetapi juga membawa kuda betina yang kini menjadi miliknya.
Lelaki tua itu amat bersyukur. Keikhlasannya ketika kuda jantannya hilang ternyata berbuah manis. Kini ia memiliki sepasang kuda.
Di lain waktu, anak lelaki tuanya merengek kepadanya untuk diajarkan menunggangi kuda. Tak heran, usianya yang beranjak remaja membuatnya merasa ingin terlibat dalam kehidupan sosial. Ia tahu beberapa bulan lagi masa perang dimulai. Ia berhasrat mengikuti peperangan tersebut.
Naas, di suatu waktu masih dalam tahap belajar memacu kuda, anak lelaki tua itu gagal mengendalikan kuda milik ayahnya. Ia pun terpelanting jatuh beberapa meter hingga membuat kakinya patah.
“Bagaimana ayah, kondisiku sekarang tidak memungkinkan untuk mengikuti perang?” cemas anak itu.
Dengan tenang, lelaki tua itu meredam kekecewaan anaknya, “Tidak mengapa, nak. Mungkin kondisi ini akan mendatangkan sesuatu yang lebih baik untukmu.”
Benar saja. Saat masa perang terjadi. Saat remaja lelaki seusianya memanggul senjata dan bertempur di medan perang, hanya sedikit saja yang kembali dengan selamat. Sisanya tumbang di medan perang.
“Lihatlah, Nak. Andai saja kondisi kakimu tidak seperti ini. Bisa saja engkau sudah menjadi bagian dari teman-temanmu yang tidak kembali dengan selamat,” kata lelaki tua itu.
Apa hikmahnya? kita seringkali menganggap suatu kehilangan atau pun musibah yang terjadi menimpa kita sebagai sebuah bencana. Kita meratapinya begitu lama dan mendalam.
Lihatlah kisah di atas yang sebenarnya juga sering terjadi di sekeliling kita meski dalam konteks yang berbeda.
Sesungguhnya, apa yang kita ratapi, tangisi tidak benar-benar hilang. Suatu saat, jika kita ikhlas, kita akan menemukan hikmah atau kebaikan dari itu semua. Bersabarlah dan terus menegarkan hati serta melakukan yang terbaik.