Oleh Fitriani S.Pd (Pengajar dan Penulis)
Ber-amar ma’ruf nahi mungkar di zaman ini memanglah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Konsekuensinya hampir sama dengan yang dialami oleh Rasulullah saw., ketika pertama kali membawa Islam. Jalanannya terjal menikung, penuh onak dan duri. Sebab, inilah jalan yang tak banyak disukai oleh orang. Harus menerima banyak cemoohan, tuduhan dan fitnah-fitnah keji yang tak berdasar. Bahkan bisikan-bisikan agar ragu dan memilih zona nyaman senantiasa datang silih berganti. Semua itu terjadi hanya karena kita menyampaikan kebenaran, dan hanya karena kita berusaha untuk teguh dan istikamah menyampaikan kebenaran. Mendakwakan kepada umat bahwa Islam sesungguhnya tidak hanya mengatur urusan ibadah spritual, namun juga mengatur seluruh aspek kehidupan lainnya seperti hukum, muamalah, pergaulan, pakaian, politik hingga pemerintahan.
Namun, semua onak dan duri itu lebih mudah kita lalui jika bersama jama’ah. Saling bersinergi dan menguatkan dikala badai datang menerpa. Bersama memeras peluh, menguras air mata, menghabiskan waktu dan tenaga, dan meregang nyawa jika itu diharuskan.
BACA JUGA:Â Ini Cerita Gus Miftah, 12 Tahun Berdakwah di Dunia Malam
Dengan penuh keoptimisan untuk tetap teguh di jalan yang tak banyak dipilih oleh kebanyakan orang ini, sebab yakin dan percaya bahwa ada balasan terbaik dari-Nya yang telah disiapkan
Bersama saling mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Berlomba mendapat pahala lebih besar dan lebih banyak, yang tentu dalam setiap aktivitas ada ruh (kesadaran akan hubungannya dengan Allah) yang selalu menyertai. Belajar bersama meninggalkan hobi yang melenakkan. Melupakan keinginan-keinginan yang bisa jadi itu hanyalah fatamorgana dunia. Karena kita mengerti bahwa hidup tak sekedar memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun, menundukkan diri agar mentaati-Nya dalam setiap sisi kehidupan dan mewujudkan keyakinan agar tertata masyarakat dan negara sesuai aturan-Nya.
Sungguh, tak mudah menapaki jalan dakwah berliku. Namun syukurku, kita bisa bersama menggapai asa. Episode penuh tantangan, bersimbah duka nestapa kita lalui bersama. Hingga kesulitan demi kesulitan terurai dan membuat kita semakin mengerti bahwa Islam yang telah Allah swt turunkan melalui Rasul-Nya Muhammad saw mampu memberikan solusi fundamentalis untuk seluruh permasalahan yang datang silih berganti, yaitu dengan terterapkannya Islam secara keseluruhan dalam seluruh aspek kehidupan. Dan tentu saja, inilah jalan keluar yang mampu mendatangkan Ridho-Nya.
Bersama dalam jama’ah juga membuat kita paham bahwa keteguhan sikap yang berlandaskan iman adalah kunci sukses dalam hadapi hidup. Saling mencintai karena Allah Swt, hingga tak lekang oleh waktu dan tak luntur oleh air hujan.
“Siapapun tidak akan merasakan manisnya iman, hingga ia mencintai seseorang tidak karena yang lain melainkan hanya karena Allah semata. ( Al-Bukhari).
BACA JUGA:Â Sekjen PBNU: Dakwah yang Dilakukan Gus Miftah Positif
Hingga segala kesulitan terurai. Setiap kegelapan menjadi terang benderang. Dengan petunjuk-Nya, riak ombak kecil bahkan badai dahsyat yang menerpa tak mampu mengubah arah perjuangan kita di jalan mulia, jalan dakwah, tugas yang dipikul oleh para Nabi dan para syuhada.
Tiada rasa takut, kecuali kepada Allah swt. Setiap hari kita bersama menapaki jalan dakwah berliku. Melewatinya dengan penuh harap hanya kepada-Nya. Sebab, Dialah Dzat yang tak pernah menyia-nyiakan harapan hamba-Nya. Merajut harap, menyibak duka derita dengan penuh suka cita. Menapakinya bersama dengan harapan akan tiba kelak di sebaik-baik tempat kembali. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.